Mengenal Mufrodat Dasar (Kosa Kata Bahasa Arab) - Bagian 2


 Bismillahirrahmanirrahim.

Belajar Bahasa Arab Tentunya Memiliki Kerumitan Tersendiri, Tapi In Sha ALLAH Kerumitan Itu Akan Hilang Apabila Kita Mengawali Belajar Kita Dari Dasar. Dikesempatan Kali Ini, Ustadz Akan Menjelaskan Mufrodat Dasar / Kosa Kata Dasar Bahasa Arab, Yang Mana In Sha ALLAH Setelah Kita Mengetahui & Mengahafalkannya Kita Akan Semakin Mudah Berbicara Bahasa Arab. Semoga Berhasil...Jangan Lupa Share, Like & Subscribe Channel Dakwah Kami Ya, Agar Semakin Bisa Bermanfaat Bagi Semua. ▶ Ikuti selalu akun sosial media kami di: Instagram : https://www.instagram.com/musthofachbaradja/ Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCs69-kC-ls_5Lkxa900vfKQ Website : http://www.mahadbaradja.com/ ▶ Tonton kumpulan video lainnya di playlist berikut: Taushiyah : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDblE1MH9TB-Pn0ZL2rTG6jvd Fiqih : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDbnkYHZGqW8GQBfrHh_U7Yex Zakat : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDbk-MMxRvkb2njfKDoVvyf5a Bahasa Arab : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDbkx0AZppj9EYIqBXsa5FjW- Suara Da'wah : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDblUqNRR-_WmV7M1hyB0HHnY

Mengenal Mufrodat Dasar (Kosa Kata Bahasa Arab) - Bagian 1

 


Bismillahirrahmanirrahim. Belajar Bahasa Arab Tentunya Memiliki Kerumitan Tersendiri, Tapi In Sha ALLAH Kerumitan Itu Akan Hilang Apabila Kita Mengawali Belajar Kita Dari Dasar. Dikesempatan Kali Ini, Ustadz Akan Menjelaskan Mufrodat Dasar / Kosa Kata Dasar Bahasa Arab, Yang Mana In Sha ALLAH Setelah Kita Mengetahui & Mengahafalkannya Kita Akan Semakin Mudah Berbicara Bahasa Arab. Semoga Berhasil...Jangan Lupa Share, Like & Subscribe Channel Dakwah Kami Ya, Agar Semakin Bisa Bermanfaat Bagi Semua. ▶ Ikuti selalu akun sosial media kami di: Instagram : https://www.instagram.com/musthofachbaradja/ Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCs69-kC-ls_5Lkxa900vfKQ Website : http://www.mahadbaradja.com/ ▶ Tonton kumpulan video lainnya di playlist berikut: Taushiyah : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDblE1MH9TB-Pn0ZL2rTG6jvd Fiqih : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDbnkYHZGqW8GQBfrHh_U7Yex Zakat : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDbk-MMxRvkb2njfKDoVvyf5a Bahasa Arab : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDbkx0AZppj9EYIqBXsa5FjW- Suara Da'wah : https://www.youtube.com/playlist?list=PLBM3JA3ggDblUqNRR-_WmV7M1hyB0HHnY

Kisah Kesabaran Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam



 

    Dalam diri Nabi Muhammad SAW selalu ada nilai keteladanan (QS al-Ahzab [33]: 21). Salah satunya teladan dalam kesabaran. Ketika Nabi disakiti, beliau tidak pernah membalasnya. Nabi menghadapinya dengan kesabaran.


    Dikisahkan, setiap kali Nabi SAW melintas di depan rumah seorang wanita tua, Nabi selalu diludahi oleh wanita tua itu. Suatu hari, saat Nabi SAW melewati rumah wanita tua itu, beliau tidak bertemu dengannya. Karena penasaran, beliau pun bertanya kepada seseorang tentang wanita tua itu. Justru orang yang ditanya itu merasa heran, mengapa ia menanyakan kabar tentang wanita tua yang telah berlaku buruk kepadanya.

    Setelah itu Nabi SAW mendapatkan jawaban bahwa wanita tua yang biasa meludahinya itu ternyata sedang jatuh sakit. Bukannya bergembira, justru beliau memutuskan untuk menjenguknya. Wanita tua itu tidak menyangka jika Nabi mau menjenguknya.

    Ketika wanita tua itu sadar bahwa manusia yang menjenguknya adalah orang yang selalu diludahinya setiap kali melewati depan rumahnya, ia pun menangis di dalam hatinya, "Duhai betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjengukku."

    Dengan menitikkan air mata haru dan bahagia, wanita tua itu lantas bertanya, "Wahai Muhammad, mengapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?" Nabi SAW menjawab, "Aku yakin engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau telah mengetahuinya, aku yakin engkau tidak akan melakukannya."

    Mendengar jawaban bijak dari Nabi, wanita tua itu pun menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya terasa tersekat. Lalu, dengan penuh kesadaran, ia berkata, "Wahai Muhammad, mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu." Lantas wanita tua itu mengikrarkan dua kalimat syahadat, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

    Demikianlah salah satu kisah teladan kesabaran Nabi Muhammad SAW yang sungguh menakjubkan dan sarat akan nilai keteladanan. Nabi SAW tidak pernah membalas keburukan orang yang menyakitinya dengan keburukan lagi, tetapi Nabi justru memaafkannya.

    Dalam syair dikatakan, sabar memang pahit seperti namanya, tetapi akibatnya lebih manis dari madu. Masih banyak kisah tentang kesabaran Nabi lainnya yang hendaknya terus digali, lalu disosialisasikan, dan berikutnya diteladani.

    Dengan demikian, jika nilai-nilai kesabaran ini dijadikan sebagai landasan dalam membangun bangsa dan negara, tidak menutup kemungkinan harmonisasi antarmasyarakat, masyarakat dengan pemimpin, dan antarpemimpin akan dapat terwujud. Wallahu a'lam.


Kunci Penting Mendidik Anak Memiliki Akhlak Yang Mulia


ORANG tua di zaman sekarang cenderung permisif terhadap kehendak putra-putrinya. Konsep demokratis menjadikan orang tua memberikan keleluasaan pada anak secara berlebihan. Akibatnya, tidak jarang orang tua yang mesti melihat kebahagiaan saat anak-anaknya tumbuh dewasa, justru semakin merana karena ulah dan perilaku buah hatinya sendiri.

Dalam kasus ter-update, kita bisa belajar dari apa yang dialami oleh Arya Permana, bocah 10 tahun dengan bobot 190 kg. Apa yang menimpa Arya ini setidaknya memberikan bukti kepada para orang tua untuk bisa bersikap tegas terhadap hal-hal yang berdampak tidak baik terhadap buah hatinya. Setidaknya meminimalkan jenis makanan dan minuman yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, sekalipun itu yang paling disukai anak.

Seorang dokter dalam sebuah sambungan telepon di sebuah stasiun televisi swasta mengatakan bahwa Tuhan melalui alam telah memberikan apa yang tubuh manusia butuhkan. Tetapi, kita sering tertipu dengan segenap upaya manusia yang ingin mendapatkan keuntungan dengan menciptakan makanan ini dan minuman itu yang dipromosikan bisa ini dan itu. Padahal, kebutuhan tubuh kita sudah tersedia dari alam.

Dengan kata lain, orang tua perlu memahami cara tepat mendidik anak dengan benar, sehingga lahir generasi tangguh. Bukan generasi penuntut yang kemudian menjadikan keadaan diluar kendali terjadi di masa depan mereka dan masa depan kita sebagai orang tua.


Berani Tegas

Orang tua kadang atau bahkan mungkin seringkali angkat tangan dengan kehendak anak. Akibatnya anak menjadi pribadi yang selalu mencamuk setiap kali keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tuanya.

Sebagai contoh, anak yang ingin bermain petasan, kemudian dilarang, dan selanjutnya menangis bahkan meronta-ronta, sebaiknya tidak menjadikan ketegasan orang tua tumbang.

Sekali orang tua tumbang, dan memberikan apa yang dituntut anak sampai terkanjar-kanjar, maka anak itu akan memiliki perilaku yang sama, terutama sekali kala ada keinginan yang ditolak orang tua. Karena sang anak sudah mengambil kesimpulan dengan cara berperilaku menjadi-jadi, orang tuanya akan memberikan apa yang diinginkannya.

Dalam hal ini, memang tidak mudah. Dan, jika memang orang tua tidak mampu, meminta pihak lain, seperti meminta bantuan seorang guru yang terpercaya untuk bersikap tegas kepadanya bisa menjadi altiernatif untuk dipilih.

Hal ini bisa kita lihat dari bagaimana Sultan Murad II memberikan amanah seutuhnya kepada Syeikh Aaq Syamsuddin sebagai guru untuk mendidik anaknya, Muhammad Al-Fatih yang membutuhkan ketegasan dalam pendidikan. Ketika bersikap tidak semestinya, Syeikh Aaq Syamsuddin langsung memukul Al-Fatih kecil. Rupanya, pukulan itu memberikan kesadaran penting dalam sejarah hidupnya, sehingga ia memiliki adab dan tumbuh menjadi pribadi yang cinta terhadap ilmu.

Artinya, ketegasan orang tua dan guru dalam mendidik buah hati kita sangat penting untuk membentuk ketangguhan anak. Namun, jangan sampai salah paham, karena ingin bersikap tegas, kita selaku orang tua malah memberikan tugas di luar kemampuan anak dengan selalu memukul. Sebab, pukulan itu tidak boleh berkali-kali, cukup sekali dan seminim mungkin dan itu sudah cukup membuat anak kita mengerti apa yang baik bagi mereka. Jadi, harus benar-benar proporsional.


Dalam konteks shalat misalnya, panduannya jelas langsung dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Jika anak umur 10 tahun dan tidak mau mendirikan shaolat, pukulan adalah penting sebagai sarana membentuk kepribadian disiplin shalat.

.”مرواأولادكمبالصلاةوهمأبناءسبعواضربوهمعليهاوهمأبناءعشر،وفرقوابينهمفيالمضاجع”

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud).

Artinya ada batas, ada masa, ada situasi dimana orang tua memang benar-benar tidak perlu bersikap lembek kepada putra-putrinya, baik itu yang bersifat perintah apalagi dalam hal memenuhi keinginan anak.

Sebagaimana harapan dari sebuah cinta, akhir yang baik meski harus ditempuh dengan penuh perjuangan harus kita ajarkan kepada anak-anak kita.

Artinya, orang tua harus mampu bersikap baik sekaligus tegas demi kebaikan esok dan masa depan (akhirat) anak-anak kita. Tegas dengan memberikan teladan kedisiplinan, tegas dengan marah pada perilaku yang mengundang murka Allah Ta’ala. Tegas dengan tidak membiarkan anak mengambil yang bukan haknya.

Kenalkan yang Ma’ruf dan yang Munkar

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam mendidik anak adalah memperkenalkan kepada mereka mana yang ma’ruf dan menguatkan komitmen terhadapnya dan mana yang munkar serta menjauhinya dengan sikap tanpa kompromi.

يَـٰبُنَىَّأَقِمِٱلصَّلَوٰةَوَأۡمُرۡبِٱلۡمَعۡرُوفِوَٱنۡهَعَنِٱلۡمُنكَرِوَٱصۡبِرۡعَلَىٰمَآأَصَابَكَ‌ۖإِنَّذَٲلِكَمِنۡعَزۡمِٱلۡأُمُورِ

“Wahai anandaku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman [31]: 17).

Dalam ayat tersebut setelah shalat, anak harus tahu mana yang ma’ruf dan munkar dan bersikap tepat terhadap keduanya. Amar ma’ruf, dorong anak-anak kita untuk mengajak temannya mengerjakan shalat, belajar yang rajin. Dan dorong pula mereka melarang teman-temannya bertindak tidak baik seperti mencuri, tidak serius dalam mengerjakan tugas dan lain sebagainya yang mengundang keburukan diri dan kemurkaan Allah.

Setelah itu, kenalkan anak, didik anak untuk sabar dengan apapun yang dialami dalam hidupnya dalam menjaga keimanannya.

أَحَسِبَٱلنَّاسُأَنيُتۡرَكُوٓاْأَنيَقُولُوٓاْءَامَنَّاوَهُمۡلَايُفۡتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. ” (QS. Al-Ankabut [29]: 2).

Sampaikan pemahaman kepada anak bahwa ujian akan menjadikan seseorang naik kelas, sebagaimana pelajar yang semakin tinggi kelasnya, semakin berat ujiannya. Pepatah bilang, semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup.

Sosok sempurna dalam hal ini ada pada diri seorang anak bernama Ismail Alahissalam. Dimana dalam setiap apa yang diperintahkan oleh Allah kepada dirinya, tidak ada respon muncul, melainkan selalu tunduk dan patuh.

قَالَيَـٰٓأَبَتِٱفۡعَلۡمَاتُؤۡمَرُ‌ۖسَتَجِدُنِىٓإِنشَآءَٱللَّهُمِنَٱلصَّـٰبِرِينَ

“Ia (Ismail) menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat [37]: 102).


Demikianlah sikap anak yang sejak kecil telah mengenal yang ma’ruf dan munkar. Ia tidak pernah dalam kebimbangan dalam hidupnya. Jika ma’ruf dia kerjakan, jika munkar ia tinggalkan dan mencegah yang lain mengerjakannya.

Dalam konteks modern, puisi Muhammad Iqbal bisa kita kenalkan kepada anak-anak kita untuk mereka mengenal apa itu sabar, berani dan tangguh di dalam kebenaran.

“Bangkitlah, ciptakan dunia baru. Bungkus dirimu dalam api, dan jadilah seorang Ibrahim. Jangan mau tunduk kepada apa pun kecuali Kebenaran. Ia akan menjadikanmu seekor singa jantan.”

Jika hal ini kita tanamkan kepada putra-putri kita di rumah, insya Allah anak-anak kita akan lebih cepat dan antusias mengenal Rasulullah, sahabat dan ulama-ulama terdahulu, sehingga mereka tidak terombang-ambing oleh idola ciptaan dunia entertaint, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang mantab visi dan cita-cita keumatannya. Wallahu a’lam.

JANGAN KHAWATIR DENGAN REZEKI

Rezeki kita sudah diatur dan sudah ditentukan. Kita tetap berikhtiar. Namun tetap ketentuan rezeki kita sudah ada yang mengatur. maka dari itu, tak perlu khawatir akan rezeki.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Dalam hadits lainnya disebutkan,

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155)


Imam Ibnul Qayyim berkata,

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.” (Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali)

Masihkah kita khawatir dengan rezeki?

Ingatlah, rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi dengan adil.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)

Wallahu A'alam Bis Showab...

Macam Zakat Dan Syarat Wajibnya - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc


Macam-macam Zakat
1. Zakat Maal Maal artinya harta, maka zakat maal adalah salah satu zakat yang dikeluarkan umat muslim untuk mensucikan hartanya. Syarat orang diwajibkan mengeluarkan zakat maal yakni: -Islam. -Merdeka. -Baligh dan berakal. -Milik penuh, artinya harta tersebut memang benar-benar milik orang yang hendak berzakat. Ia mendapatkan hartanya dengan proses yang dibenarkan dalam ajaran Islam dan berhak mengelolanya. -Tidak memiliki hutang. -Mencapai nishab. -Mencapai haul atau sudah selama satu tahun. -Harta tersebut berpotensi untuk bertambah atau berkembang. Zakat maal ada banyak macamnya, jika dibagi menurut objeknya, maka beberapa diantara zakat maal sebagai berikut: a. Emas dan perak Emas dan perak termasuk harta yang berpotensi untuk berkembang. Nishab emas adalah sebanyak 20 dinar atau setara dengan 85 gram emas. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah bersabda "Tidak ada kewajiban di atas kamu satupun yakni dalam emas sampai memiliki 20 dinar. Jika telah memiliki 20 dinar dan telah berlalu satu haul, maka terdapat zakat 1/2 dinar. Selebihnya dihitung sesuai dengan hal itu, dan tidak ada zakat harta kecuali setelah satu haul". Zakat emas diambil sebesar 2.5% atau 1/40. Contoh kasus dan perhitungannya sebagai berikut: Pak Bahri memiliki 400 gram emas yang ia simpan dan sudah sampai satu tahun. Karena cukup nishab dan haul, maka ia harus mengeluarkan zakat. Jadi 1/40 x 400 = 10 gram. Maka ia harus mengeluarkan zakat sebanyak 10 gram emas. Sedangkan untuk perak, nishab perak adalah 200 dirham atau setara dengan 595 gram. Zakat perak diambil 2,5% dengan hitungan yang sama dengan zakat emas. b. Binatang ternak Masing-masing binatang ternak punya nishab yang berbeda. Ada tiga bintang ternak yang harus dikeluarkan zakatnya, yakni unta, sapi, dan kambing/domba. Berikut hadits tentang ketentuan zakat binatang ternak, dari hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik "Mengenai zakat pada kambing yang digembalakan jika telah mencapai 40-120 ekor, dikenai zakat 1 ekor kambing". Kemudian dalam hadits lain "Nabi shallallahu alaihi wasallam memerintahkanku untuk mengambil dari setiap 30 ekor sapi ada zakat dengan kadar satu ekor tabi'(sapi jantan umur satu tahun) atau tabiah(sapi betina umur satu tahun) dan setiap 40 ekor sapi ada zakat dan kadar 1 ekor musinnah (sapi berumur dua tahun). c. Hasil pertanian Nishab hasil pertanian seperti bahan makanan pokok adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kilogram. Namun dalam pendapat lain disebutkan bahwa untuk beras nishabnya sebesar 815 kilogram. Apabila dialiri dengan hujan, maka kadar zakatnya adalah 10%. Sedangkan jika menggunakan irigasi, maka kadar zakatnya 5%. d. Hasil perdagangan Zakat perdagangan wajib dikeluarkan jika memenuhi dua ketentuan, yakni nilai barang dagangannya mencapai nishab emas dan perak dan cukup haul. Cara menghitung zakat perdagangan adalah menambahkan modal dan keuntungan, dikurangi kerugian, kemudian dikalikan dengna 2,5 persen. e. Rikaz (Harta karun atau harta temuan Harta temuan atau harta karun juga harus dikeluarkan zakatnya, yakni sebesar 20% atau 1/5 dari harta. Hal ini sesuai dengan hadits, bahwa Rasulullah bersabda: "Barang tambang (ma'dan) adlaah harta yang terbuang-buang dan harta karun (rikaz) dizakati sebesar 1/5(20%)". 2. Zakat Fitrah Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan untuk seluruh umat muslim dan dikeluarkan sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri. Jika orang berniat mengeluarkan zakat saat kondisi setelah selesai salat Ied, maka dianggap sebagai sedekah biasa, bukan zakat fitrah. Sebagaimana dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda: "Barang siapa menunaikan zakat fitri sebelum shalat Id maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah salat Id maka itu dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah." Ada beberapa syarat-syarat orang diwajibkan berzakat: -Beragama Islam. -Merdeka. -Menemui waktu Ramadhan dan Syawal. -Memiliki kelebihan harta atau makanan dari kebutuhan atau tanggungannya di malam dan pagi hari raya. Pada zakat fitrah, besar zakat yang dikeluarkan adalah satu sha' makanan pokok. Karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi, maka untuk zakat fitrah kita bisanya memberikan beras sebesar 2,7 kg / 3 kg. Wallahu A'alam Bis Showab...

Orang Yang Rugi Di Bulan Ramadhan - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc

Ada beberapa hadis yang mengingatkan umat Islam bahwa sangat berbahaya apabila seseorang berpuasa tidak memenuhi adab dan aturannya. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah menyebutkan bahwa ada banyak orang yang berpuasa tanpa hasil apapun kecuali hanya lapar dahaga. Seperti halnya beliau bersabda dalam hadist berikut ini. Selain itu Rasulullah SAW pernah bersabda : رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ “Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja.” (HR Ahmad, An-Nasai). Lalu siapa sajakah orang-orang yang justru celaka dengan puasa ramadhannya? Pertama, yaitu orang yang berpuasa dengan tanpa ilmu. Maksudnya, orang tersebut tidak mengetahui apa yang membatalkan puasa dan apa yang tidak membatalkan puasa. Sehingga mereka seolah-olah berpuasa tanpa arah dan tanpa mengetahui aturan puasa. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah naik ke atas mimbar. Lalu beliau mengucapkan Amiin sebanyak tiga kali. Sebagian sahabat bertanya, "Engaku mengaminkan apa?" Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan jawabannya, salah satunya: وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ "Amat merugi/hina seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi sebelum diampuni dosanya." (HR. al-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, al-Thabrani). Ya, orang yang merugi adalah mereka yang dosanya belum terampuni setelah Ramadhan berlalu. Mereka itu yang boleh jadi berpuasa dan qiyamnya, namun di saat yang sama tak mampu meninggalkan berkata dusta, berbuat nista, menyia-nyiakan waktu dan kesempatan serta yang semisalnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه "Siapa yang tak meninggalkan berkata dan berbuat dusta serta perbuatan bodoh, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. al-Bukhari dan Abu Daud).

Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc


Hal-hal yang Membatalkan Puasa:
1) Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan dua lubang qubul-dubur dengan disengaja, mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau karena dipaksa, maka puasanya tetap Sah. 2) Murtad, yakni keluar dari Islam, baik dengan niat dalam hati, perkataan, perbuatan, walau pun perbuatan murtad tersebut sekejap saja. 3) Haid, nifas dan melahirkan sekali pun sebentar. 4) Gila meski pun sebentar. 5) Pingsan dan mabuk (tidak disengaja) sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekali pun sebentar, puasanya tetap Sah. 6) Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya. Mengeluarkan mani ( dengan tangan atau dengan berhayal) atau dengan melihat (jika dengan berhayal dan melihat itu dia tahu kalau akan mengeluarkan mani), Jika mani keluar dengan salah satu sebab di atas, maka puasanya batal. 7) Muntah dengan sengaja. Untuk Keterangan Lebih Jelasnya, Yuk Kita Simak Bersama-Sama Penjelasan Dari Guru Kita Ustadz Musthofa Achmad Baradja. Semoga Bermanfaat...

Syarat Wajib Puasa - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc


Setelah Kita Mengetahui Syarat Sah Puasa, Sekarang Akan Dibahas Tentang Syarat Wajib Puasa, Yaitu: * Islam: Puasa tidak wajib bagi orang kafir dalam hukum dunia, namun di akhirat mereka tetap akan diadzab karena kekafirannya. Adapun orang murtad, maka wajib baginya mengqodho’ apabila ia kembali masuk Islam. * Mukallaf (baligh dan berakal): Anak yang belum baligh tidak wajib puasa, namun orang tua wajib memerintahkan putra-putrinya berpuasa sejak kecil (7 tahun) dan memukul (sewajarnya) jika meninggalkan puasa saat berumur 10 tahun. * Mampu mengerjakan puasa (bukan orang lansia atau orang sakit): Lansia yang tidak mampu berpuasa atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh menurut medis wajib mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu satu mud (sekitar 6,25 ons) makanan pokok (beras) untuk setiap harinya. * Sehat (Pengertiannya Sama Dg Penjelesan Nomer 3 Diatas). * Mukim: Tidak wajib bagi Musafir selama ia bepergian sejauh lebih dari 82 km, keluar dari batas kotanya sebelum fajar dan menetap di kota tujuan tidak lebih dari 4 hari. Untuk Keterangan Lebih Jelasnya, Yuk Kita Simak Bersama-Sama Penjelasan Dari Guru Kita Ustadz Musthofa Achmad Baradja.  Semoga Bermanfaat...

Syarat Sah Puasa - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc


Kali Ini Kita Akan Membahas Tentang Syarat Sah Puasa, Yaitu : * Islam * Berakal * Bersih dari haid/ nifas * Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa Tidak Sah puasa bagi orang kafir, orang gila walau pun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa pada waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq. Adapun perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar, maka puasanya tetap Sah dengan syarat telah niat, sekali pun belum mandi sampai pagi. Untuk Keterangan Lebih Jelasnya, Yuk Kita Simak Bersama-Sama Penjelasan Dari Guru Kita Ustadz Musthofa Achmad Baradja. Semoga Bermanfaat...

Macam-Macam Puasa (Bagian 2) - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc


Setelah Kita Mengetahui Apa Saja Macam-Macam Puasa di (Bagian 1), Sekarang Akan Dibahas Tuntas Macam-Macam Puasa di (Bagian 2) Oleh Guru Kita Ustadz Musthofa Achmad Baradja. Ta'lim Ilmu Fiqih Kali Ini Yaitu Bab Puasa Menurut Madzhab Imam Syafi'i, Agar Ibadah Puasa Kita Diterima Oleh ALLAH Dengan Pahala Yang Sempurna Maka Kita Diwajibkan Mempelajari Ilmu Fiqihnya. Kali Ini Kita Akan Membahas Tentang Pengertian Puasa dan Macam-Macamnya, Untuk Itu Yuk Kita Belajar Bersama. Semoga Bermanfaat...

Macam-Macam Puasa (Bagian 1) - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc


Ta'lim Ilmu Fiqih Kali Ini Yaitu Bab Puasa Menurut Madzhab Imam Syafi'i, Agar Ibadah Puasa Kita Diterima Oleh ALLAH Dengan Pahala Yang Sempurna Maka Kita Diwajibkan Mempelajari Ilmu Fiqihnya. Kali Ini Kita Akan Membahas Tentang Pengertian Puasa dan Macam-Macamnya, Untuk Itu Yuk Kita Belajar Bersama. Semoga Bermanfaat...

Keistimewaan Berpuasa Di Bulan Ramadhan - Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc


Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun dari rukun-rukun Islam dan juga merupakan salah satu kewajibannya. Allah Ta’ala berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. [Al-Baqarah: 183-185]. Keistimewaan Lainnnya Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, niscaya dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni.” ( HR: BUKHARI & MUSLIM ). Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfiman: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِى بِهِ “Setiap amal anak Adam adalah untuknya sendiri kecuali puasa, di mana puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala atasnya. ( HR : BUKHARI & MUSLIM) Juga dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَيَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ: أَيْنَ الصّاَئِمُوْنَ ؟ فَيَقُوْمُوْنَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ. “Sesungguhnya di Surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama ar-Rayyan. Dari pintu itu orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari Kiamat kelak, tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka. (HR: BUKHARI & MUSLIM). Semoga pembahasan di atas dapat mendorong kita agar lebih bersemangat untuk mendapatkan keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan dengan cara menghiasi hari-hari di bulan yang penuh berkah tersebut dengan amal saleh yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang mulia.