“Sebagian ulama berdalil dengan hadis ini untuk menyatakan wajibnya makan daging kurban. Namun ini adalah pendapat yang aneh. Adapun mayoritas ulama berpendapat bahwa perintah di atas hanyalah rukhshah (keringanan) dan sifatnya anjuran. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang sahih dari Jabir bin Abdillah
Para ulama menjelaskan bahwa cara penanganan akikah sama dengan cara penanganan kurban. Artinya, boleh dimakan sendiri dan disedekahkan kepada orang lain.
Ibnu Qudamah mengatakan, “Cara penanganannya (hewan akikah), dimakan atau dihadiahkan atau disedekahkan, sama dengan cara penanganan untuk kurban… Ini merupakan pendapat Imam Asy-Syafi’i. Ibnu Sirrin mengatakan, “Silahkan kelola daging akikah sesuai kehendak kalian.” (Al-Mughni, 11:120) .
Dan Juga Hukumnya Ada Tafsil :
1. Boleh dan bahkan disunnahkan untuk memakan sebagian dari daging Aqiqoh tersebut jika berupa Aqiqoh Sunnah. ” Dan kesunnahan didalam memakannya adalah 1/3 nya, tapi yang afdhol atau yang lebih utamanya tidak lebih dari 3 suapan”.
.وهي أى العقيقة وقوله كضحية أى في معظم الأحكام وهو الجنس والسن والسلامة من العيوب والنية والأكل والتصدق والإهداء والتعين بالنذر أو بالجعل كأن قال لله علي أن أعق بهذه الشاة أوقال جعلت هذه عقيقة عن ولدي فتتعين في ذلك ولا يجوز حينئذ الأكل منها رأسا وتفارق الأضحية في بعض الأحكام وهو أنه لا يجب إعطاء الفقراء منها قدر متمول نيأ وفي أنه إذا أهدى منها شيأ للغنى ملكه وفي أنها لا تتقيد بوقت بخلاف الأضحية في جميع ذلك.إعانة الطالبين ٢/٣٣٦ ,ويأكل من الأضحية المتطوع بها أى يسن له الاكل منها ثلتا على الجديد وأما الثلثان فقيل يتصدق بهما ورجحه النووي في تصحيح التنبيه وقيل يهدى ثلثا للمسلمين الأغنياء ويتصدق بثلث على الفقراء من لحمها ولم يرجح النووي في الروضة وأصلها شيأ من هذين الوجهين.الباجوري ٢/٣٠١والأفضل أن لا يأكل فوق ثلاث لقم. إعانة الطالبين ٢/٣٣٣
,فلا يأكل من العقيقة المنذورة ويأكل من العقيقة المتطوع بها. الباجوري ٢/٣٠٤
HUKUM DAGING AQIQAH :
Hukum mengenai daging Aqiqoh seperti halnya daging Qurban boleh dimakan dagingnya (bila tidak berupa Aqiqah wajib/nadzar) dan dibagikan sebagiannya, jangan ada yang dijual. “Disunnahkan memasak dagingnya dimakan sekeluarga dan lainnya dalam rumah”. Menurut kalangan Malikiyyah hukumnya makruh menjadikan Aqiqah sebagai bentuk walimah/pesta dengan mengundang orang untuk menikmatinya. Dan Juga menurut kalangan ini membolehkan untuk memecah tulang-tulang binatang Aqiqah, tapi tidak disunahkan.
Menurut kalangan Syafi’iyyah dan Hanafiyah boleh menjadikannya walimah karena tidak terdapat dalil pelarangan tentangnya, hanya saja hukumnya Khilaf Aula (menyalahi keutaman). Tapi tulang hewan Aqiqahnya jangan dipecah sebagai bentuk pengharapan baik atas keselamatan anggauta tubuh anak yang dilahirkan berdasarkan riwayat dari ‘Aisyah ra. “Yang sunnah untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama, sedang anak perempuan seekor kambing, dengan di masak per anggota badan”. [ Fiqh al-Islaam wa Adillatuhu IV/287 ].
Wallahu A'lam Bis Showab ...
EmoticonEmoticon