Selamat Kepada Ananda Zufar Rauf Budiman
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah..Segala Puji Bagi ALLAH Subahanahu Wata'ala, Sholawat Serta Salam Semoga Selalu Tercurahkan Kepada Baginda Besar Nabi Muhammad Shollahu Alaihi Wasallam.
Kami Segenap Para Guru Di LPI AL-USTADZ ACHMAD UMAR BARADJA ( Bidang TPQ ACHMAD UMAR BARADJA ) Mengucapkan Selamat Atas Prestasi Ananda " ZUFAR RAUF BUDIMAN " Sebagai Juara Harapan III Lomba Tartil Se-Kecamatan Semampir, Kota Surabaya th 2017.
Semoga Ananda Menjadi Ahli Al-Qur'an, Bisa Membanggakan Orang Tua dan Gurunya Dengan Al-Qur'an, Serta Kelak Menjadi Imam Besar Al-Qur'an, Aamiin Allahumma Aamiin....
PIAGAM PENGHARGAAN JUARA LOMBA TARTIL
" ZUFAR RAUF BUDIMAN "
Indahnya Bulan Syaban
Hari ini kita telah memasuki Awal bulan Sya'ban. Tidak terasa telah 8 hari kita bersamanya. Bulan Sya'ban, yang terletak diantara Rajab dan Ramadhan ini seringkali dilalaikan oleh manusia. Hingga Rasulullah SAW bersabda:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ
Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. (HR. An-Nasa'i. "Hasan" menurut Al-Albani)
Banyak orang yang lalai, bahkan sebagian menjadikan Sya'ban sebagai bulan pelampiasan. "Mumpung belum Ramadhan, kita puaskan maksiat", "Mumpung belum Ramadhan. Nanti kalau sudah Ramadhan, puasa kita bisa tidak sah", dan kalimat-kalimat senada kadang-kadang muncul dalam masyarakat kita sebagai bentuk betapa tertipunya manusia di bulan Sya'ban.
Dari Rasulullah kita menjadi tahu bahwa ternyata bulan Sya'ban adalah bulan yang istimewa. Mengapa? Sebab bulan ini adalah bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda dalam kelanjutan hadits di atas:
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ العَـالَمِين
Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. (HR. An-Nasa'i)
Itulah keutama'an bulan Sya'ban yang pertama. Bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah SWT.
Keutamaan kedua bulan Sya'ban adalah, pada pertengahannyananti. itulah yang dikenal dengan istilah Nisfu Sya'ban. Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan nishfu Sya'ban :
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Sya'ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya. (HR Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al-Albani)
Dalam hadits lain disebutkan
رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي
رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي
Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.(HR. Dailami)
Lalu apa amal perbuatan di bulan Sya'ban yang dicontohkan Rasulullah SAW? Ini penting untuk kita ketahui dan amalkan. Sebab selain menghidupkan sunnah, mengikuti contoh dan teladan dari Rasulullah SAW adalah bukti cinta kita kepada Allah SWT.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Ali Imran : 31)
Amal di bulan Sya'ban yang pertama, yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah memperbanyak puasa sunnah.
حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Usamah bin Zaid berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya'ban." Rasulullah menjawab, "Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa." (HR. An-Nasa'i
Begitulah. Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Sya'ban sekaligus menginginkan agar ketika amalnya diangkat pada bulan Sya'ban itu, Rasulullah SAW dalam keadaan sedang berpuasa.
Ummul Mukminin Aisyah juga meriwayatkan kebiasaan Rasulullah SAW itu.
Ummul Mukminin Aisyah juga meriwayatkan kebiasaan Rasulullah SAW itu.
لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya'ban. (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan dalam Fathul Bari bahwa dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang bisa mengatakan "berpuasa sebulan penuh" padahal yang dimaksud adalah "berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu".
Dari keterangan di atas, tahulah kita bahwa berpuasa sunnah di bulan Sya'ban menjadi begitu istimewa karena pada bulan itu amal diangkat, bulan itu dilalaikan oleh banyak orang, dan sekaligus puasa Sya'ban merupakan persiapan puasa Ramadhan.
Syaikh Muhyidin Mistu, Mushthafa Al-Bugha, dan ulama lainnya mengomentari menjelaskan dalam Nuzhatul Muttaqin, "Berpuasa sunnah pada bulan Sya'ban memiliki keistimewaan tersendiri. Sekaligus untuk persiapan menghadapi puasa Ramadhan. Selain itu, di bulan Sya'ban lah semua amal perbuatan manusia dinaikkan kepada Allah"
Amal kedua pada bulan Sya'ban ialah melunasi hutang-hutang puasa, khususnya bagi wanita yang masih belum selesai mengqadha' puasa Ramadhan sebelumnya. Demikian pula bagi kita untuk mengingatkan keluarga kita agar memanfaatkan Sya'ban bagi yang belum selesai meng-qadha puasanya.
Aisyah berkata:
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم
Aku punya hutang puasa Ramadan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya'ban, karena sibuk melayani Nabi SAW. (HR Bukhari)
Amal ketiga pada bulan Sya'ban ialah memperbanyak ibadah dan amal kebajikan secara umum. Entah itu menggiatkan shalat rawatib, qiyamullail, tilawah Al-Qur'an, bershadaqah, dan lain-lain. Mengingat bahwa bulan Sya'ban adalah bulan diangkatnya amal, maka alangkah baiknya ketika amal kita benar-benar bagus pada bulan itu. Dengan catatan tetap sesuai sunnah.
Adapun malam nishfu Sya'ban, sebagaimana hadits di atas nishfu sya’ban memiliki keutamaan. Ibnu Taimiyah menegaskan "Adapun malam Nishfu Sya'ban, di dalamnya terdapat keutamaan."
Karena itu, ada sebagian ulama salaf dari kalangan tabi'in di negeri Syam, seperti Khalid bin Ma'dan dan Luqman bin Amir yang menghidupkan malam ini dengan berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan ibadah tertentu pada malam Nishfu Sya'ban
Yang mana telah terjadi peristiwa yang penting yaitu tahwilul kiblat atau berpindah nya kiblat yang jatuhnya pada pertengahan bulan Sya’ban.
Dimana dikisahkan pada suatu malam baginda kita Nabi Muhammad SAW keluar dari rumahnya kesuatu tempat yaitu ke baqi atau kuburan umum untuk berziarah dan istrinya siti Aisyah mengikutinya, dia melihat rasulullah sedang berdoa tak lama kemudian siti aisyah bergegas untuk pulang karena rasulullah sebentar lagi akan pulang, sesampainya dirumah rasulullah langsung sholat sunah setelah selesai sholat rasulullah SAW berkata kepada Siti Aisyah ra :
Wahai aisyah pada malam ini telah turun dua ayat kepadaku, yaitu surat al imran ayat 190-191 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191(
Artinya : “190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat atau berdzikir kepada Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Setelah membacakan ayat tersebut rasulullah kembali berkata kepada siti Aisyah ….
يا عا ئسة اَ مَّا تَدْرِين مَا هَذِهِ اللَيلَة ؟ قاَلَت : اللهُ وَرَسولٌ لهُ اَعلَمُ قَا لَ : هَذِهِ لَيلَة النِصْفِ مِنَ شَعبَان يَغْفِرُاللهُ لِلمُسْتَغْفِرين وَيَرحَم المُسْتَرحِمِين وَيَدْعَ اَهْلُ الحِقْدِ كَمَا هُم
Artinya : “Wahai Aisyah tahukah kamu malam apa ini ? Ia menjawab : “Allah dan RasulNya yang tahu”, Nabi bersabda : Malam ini adalah malam Nisfu Sya’ban, dimana Allah mengampuni orang-orang yang memohon ampun dan merahmati orang-orang yang memohon rahmat dan Allah membiarkan orang-orang pendendam sebagaimana keadaan mereka.”
Jadi malam nisfu Sya’ban Merupakan malam napak tilas dimana diriwayatkan telah terjadi perubahan qiblat. Semula kaum muslimin berqiblat ke Baitul Maqdis (Masjidil Aqso, Palestina) ± 16/17 bulan, lalu turun ayat agar Nabi merubah arah qiblat ke Baitullah (Ka’bah Al Musyarrofah) di Mekkah Al Mukarromah, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah : 144) yang berbunyi :
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Artinya : 144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Dari ayat tersebut, maka sebaiknya kita mencontoh agar kita berbondong-bondong ke masjid, berdo’a, bermunajat dan mensyiarkan rumah-rumah Allah. Allah SWT berfirman :
وَمَن يُعَظِّم شَعَا ئِرِالله فَإِ نَهَا مِن تَقْوَى القُلُوب
Artinya : ”Barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu termasuk ketaqwaan yang ada dalam hatinya.”
Malam Nisfu Sya’ban merupakan malam pengampunan dan rahmat Allah SWT. Diriwayatkan oleh Alhafidz Almundziri dalam kitabnya ” الترغيب والترهيب ” Nabi telah Bersabda :
وفي رِوَا يَة اُخْرَى : اَنَّ اللهَ عَزَّوَجَلَّ يَتَجَلَّى لَيلَة النِصفِ مِنَ شَعبَان عَلَى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُلَهُم إِلاَّ تَارِكُ الصَلَاة وَمَانِعُ الزَكَاة وَعَاقِى لِوِالِدَ يهِ وَشَاهِدَ زَوَرٍا وَشَارِبَ خَمْرٍا وَحاقِدٌا وَحَاسِدٌ
Artinya : ”Diriwayatkan, bahwa Allah azza wajalla bertolak pada malam nisfu sya’ban atas hamba-hambanya dan akan mengampuni mereka kecuali orang yang meninggalkan sholat, tidak berzakat, durhaka pada kedua orang tua, saksi palsu, peminum khomar, pendendam dan orang yang hasud (dengki).
Malam dibeberkan amal atau dilaporkan amal-amal hamba kepada Allah SWT. Diriwayatkan bahwa :
إِنَ الاَعمَالَ تُعرَضُ عَلَى رَبِّ العَا لَمِين فِى لَيلَة النِصفِ مِنَ شَعبَا ن فَاُحِبَّ اَ نْ يُعْرَضَ عَمَلِى عَلَى رَبِّ العَا لَمِين وَاَنَا صَا ئِمُ
Artinya : ”Sesungguhnya amal-amal hamba akan dilaporkan kepada Allah SWT pada malam nisfu sya’ban dan aku lebih suka ketika amalku dilaporkan aku sedang berpuasa.”
Oleh sebab itu sesuai dengan jejak para salaffunah soleh kita, dimana sejak awal maghrib mereka bermunajat membaca Surah Yaasin 3 x dengan niat :
- Mohon panjang umur dalam taat kepada Allah SWT
- Mohon agar ditetapkan Iman dan Islamnya dan dimatikan dalam keadaan khusnul khotimah
- Mohon rizki yang halal, dan banyak untuk bekal ibadah kepada Allah SWT.
- Memohon untuk persatuan umat islam agar tidak terpecah belah, karena zaman sekarang ini banyak orang yang ingin mengahancurkan islam dengan memecah belah umat islam.
- Dan juga kita memohon supaya masjidil aqso yang pernah menjadi kiblat pertamanya umat islam dapat direbut kembali dari tangan yahudi israel, seperti yang dulu pernah dilakukan oleh panglima perang kita jendral solahhuddin al ayubi ketika menghadapi tentara salib, beliau berhasil merebut masjidil aqso dari tentara salib, mudah-mudahan jejak itu bisa diikuti umat islam pada zaman sekarang ini
Banyak Pertanyaan-pertanyaan yang timbul seputar Nisfu Sya’ban :
Ø Kenapa yang dipilih Surah Yaasin ?
Jawab :
1. Surah Yaasin merupakan hatinya Qur’an ( قلب القرا ن )
2. Surah Yaasin dibaca tergantung niatnya ( يس لما قرئت له )
Ø Kenapa berjama’ah di masjid, mushollah atau masjlis ta’lim ?
Jawab :
Sebab berjama’ah itu lebih utama, karena bila ada 40 orang mu’min berdoa dan bermunajat bersama Insya Allah do’a-do’a nya mustajabah atau akan dikabulkan oleh ALLAH SWT.
Jadi kesimpulannya bahwa hal-hal tersebut adalah suatu perbuatan yang terpuji yang dicontohkan oleh ulama-ulama salaffunah sholih, sesuai dengan sabda Nabi yang berbunyi :
العلماء ورثة الأنبياء
Artinya : ”Ulama adalah pewaris Nabi”
Misalnya perbuatan baik yang dilakukan ulama-ulama dahulu kita, dimana mereka menghidupkan antara Maghrib dengan Isya yang itu merupakan waktu-waktu yang mustajabah. Oleh sebab itu jangan ragu-ragu menghidupkan malam-malam yang mustajabah dengan do’a dan munajat sebab itu lebih baik daripada melakukan hal-hal yang tidak ada manfaatnya, terlebih lagi melakukan maksiat.
Malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu malam yang tidak akan ditolak do’a sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
خَمْسُ لَيَالٍ لاَ تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَ عْوَةُ : اَوَلُ لَيلَة مِنَ رَجَب ولَيلَة النِصِفِ مِنَ شَعبَا ن وَلَيلَة الجُمْعَة وَلَيلَة الفِطرِ وَلَيلَة النَحر ( روا ه ا بن عشا كر عن ا بي اما مة )
Artinya : ”Lima malam yang tidak akan ditolak do’a yaitu : malam pertama bulan rajab, malam nisfu sya’ban, malam jum’at, malam Idul Fitri, malam Idul Qurban.” (HR. Ibnu Asyakir dari Abi Umamah)
Mudah-mudahan dengan Artikel yang singkat ini ALLAH SWT berikan kita taufik dan hidayah kepada kita semua, keluarga kita, kerabat dan semua kaum muslimin yang masih bertakwa kepada ALLAH SWT. untuk menjalankan ibadah dengan baik dan benar dan mencapai khusnul khotimah dan diberi kebarokan di bulan sya’ban ini juga diberi kesempatan untuk beribadah dibulan Ramadhan nanti….amin..amin..Yaa Robbal Aalaamiin….
Musthofa Achmad Baradja, Lc
Langganan:
Postingan (Atom)