Hari ini kita telah berada pada bulan Rajab 1438 H. Itu berarti kita
telah memasuki bulan yang penuh dengan keutamaan, kemuliaan dan penghormatan.
Bulan yang sangat tepat untuk memperbanyak ibadah dan istighfar guna memasuki
bulan Sya'ban dan persiapan menyambut Ramadhan.
Ibarat menanam tanaman, Rajab adalah bulan kita menanam
benih-benihnya, Sya'ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita
memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang
dikatakan oleh Al imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata,
"Perumpamaan Rajab seperti angina, Sya'ban seperti awan (mendung)nya dan
Ramadhan ibarat hujannya".
benih-benihnya, Sya'ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita
memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang
dikatakan oleh Al imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata,
"Perumpamaan Rajab seperti angina, Sya'ban seperti awan (mendung)nya dan
Ramadhan ibarat hujannya".
Rajab tergolong salah satu dari Al Asyhurul Hurum, bulan-bulan penuh
kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.
Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW.
kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.
Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW.
Diantara kemuliaan yang ada di dalam bulan Rajab, adalah
terkabulkannya doa-doa hamba di dalamnya, terutama pada malam pertamanya, dalam
sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda (yang artinya):
terkabulkannya doa-doa hamba di dalamnya, terutama pada malam pertamanya, dalam
sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda (yang artinya):
" Lima malam, tidak akan ditolak doa-doa di dalamnya : awal
malam bulan Rajab, malam nisfu Sya'ban, malam Jumat, Malam 'Idul Fithri dan
malam an Nahr ('Idul Adha)". (HR. Ibnu 'Asakir)
malam bulan Rajab, malam nisfu Sya'ban, malam Jumat, Malam 'Idul Fithri dan
malam an Nahr ('Idul Adha)". (HR. Ibnu 'Asakir)
Rajab adalah bulan Allah Swt yang dituangkan di dalamnya rahmat
kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah Saw bersabda (yang artinya):
kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah Saw bersabda (yang artinya):
"Rajab bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan bulan
umatku" (Hadits Mursal dari Al Hasan Al Bashri)
umatku" (Hadits Mursal dari Al Hasan Al Bashri)
Dengan berdasarkan hadits diatas, maka sebagian Ulama' menyebutkan
bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan
istilah 'Rajab Bulan Allah'. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini
kita banyak bertaubat kepada-nya, kembali kepada-Nya dan meminta maaf sepenuh
hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepada-Nya.
bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan
istilah 'Rajab Bulan Allah'. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini
kita banyak bertaubat kepada-nya, kembali kepada-Nya dan meminta maaf sepenuh
hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepada-Nya.
Sedangkan Sya'ban sebagai bulan Nabi Muhammad Saw, maka sepantasnya
dan layak untuk kita memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau Saw di bulan
itu. Adapun Ramadhan seperti kita ketahui adalah bulan yang didalamnya
diturunkan Al Quran, maka hendaknya seorang hamba mengisi waktunya selama
Ramadhan dengan banyak membaca Al Quran disamping ibadah-ibadah yang lain.
dan layak untuk kita memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau Saw di bulan
itu. Adapun Ramadhan seperti kita ketahui adalah bulan yang didalamnya
diturunkan Al Quran, maka hendaknya seorang hamba mengisi waktunya selama
Ramadhan dengan banyak membaca Al Quran disamping ibadah-ibadah yang lain.
Dalam kitab An Nafahat An Nuraniyyah, Syeikh Yusuf Khatthar
menyebutkan bahwa bulan memiliki 14 nama, dan banyaknya nama tersebut cukuplah
menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya. Nama-nama tersebut adalah : Rajab,
Syahrullah (Bulan Allah), Rajab Mudhar, Munshilul Asinnah, Al Ashom, Al Ashob,
Munaffis, Muthahhir, Ma'alla, Muqim, Harim, muqasyqisy, Mubarri' dan Fard.
menyebutkan bahwa bulan memiliki 14 nama, dan banyaknya nama tersebut cukuplah
menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya. Nama-nama tersebut adalah : Rajab,
Syahrullah (Bulan Allah), Rajab Mudhar, Munshilul Asinnah, Al Ashom, Al Ashob,
Munaffis, Muthahhir, Ma'alla, Muqim, Harim, muqasyqisy, Mubarri' dan Fard.
Selain istighfar, ibadah yang dianjurkan dilakukan di bulan Rajab
adalah berpuasa, sekalipun tidak ada hadits khusus yang menyebutkan tentang
keutamaan puasa di bulan Rajab ini secara khusus. Tetapi sudah termasuk dalam
keumuman sunnahnya berpuasa pada Al Asyhurul Hurum, sebab Rajab termasuk Al
Asyhurul Hurum.
adalah berpuasa, sekalipun tidak ada hadits khusus yang menyebutkan tentang
keutamaan puasa di bulan Rajab ini secara khusus. Tetapi sudah termasuk dalam
keumuman sunnahnya berpuasa pada Al Asyhurul Hurum, sebab Rajab termasuk Al
Asyhurul Hurum.
Diriwayatkan dari 'Urwah dia bertanya kepada Abdullah bin Umar,
"Apakah Rasulullah Saw berpuasa di bulan Rajab?", Ibnu Umar menjawab,
"Benar dan beliau saw memuliakannya" (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
"Apakah Rasulullah Saw berpuasa di bulan Rajab?", Ibnu Umar menjawab,
"Benar dan beliau saw memuliakannya" (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Paling sedikit puasa di bulan Rajab satu hari, yakni di hari
pertama. Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya,
hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah Al-Bahiliyah dari ayahnya ,
Rasulullah Bersabda,(yang artinya):
pertama. Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya,
hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah Al-Bahiliyah dari ayahnya ,
Rasulullah Bersabda,(yang artinya):
"Berpuasalah kalian pada bulan-bulan haram atau tinggalkan (puasa)."
(HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
(HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Sedangkan kita sudah mengetahui bahwa Rajab termasuk bulan-bulan
haram (Al Asyhurul Hurum). Maka hadits tersebut diatas secara umum juga
menunjukkan kesunnahan puasa di bulan Rajab.
haram (Al Asyhurul Hurum). Maka hadits tersebut diatas secara umum juga
menunjukkan kesunnahan puasa di bulan Rajab.
Diriwayatkan pula dari Abu Qilabah, seorang pembesar Tabi'in, beliau
berkata, "Di surga terdapat sebuat istana yang diperuntukkan bagi orang-orang
yang puasa di bulan Rajab". Perihal Abu Qilabah, Imam Baihaqi berkata, "Beliau
adalah pembesar Tabi'in, tidaklah beliau menyampaikan sesuatu kecuali karena
mendengar generasi diatasnya (para sahabat)".
berkata, "Di surga terdapat sebuat istana yang diperuntukkan bagi orang-orang
yang puasa di bulan Rajab". Perihal Abu Qilabah, Imam Baihaqi berkata, "Beliau
adalah pembesar Tabi'in, tidaklah beliau menyampaikan sesuatu kecuali karena
mendengar generasi diatasnya (para sahabat)".
Maka dari itu tersebutlah beberapa ulama salaf yang melakukan puasa
Rajab sebulan penuh seperti Imam Abdullah bin Umar, Hasan Al Bashri, Abu Ishaq
As Sabi'iy dan lainnya.
Rajab sebulan penuh seperti Imam Abdullah bin Umar, Hasan Al Bashri, Abu Ishaq
As Sabi'iy dan lainnya.
Lain lagi dengan Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Sa'id Al
Anshori beliau tidak menyukai berpuasa sebulan penuh dalam Rajab karena ada
keterangan dari sahabat Abdullah bin Abbas bahwa beliau tidak senang jika Rajab dipakai puasa sebulan penuh. Oleh
karenanya untuk menghindari hal tersebut, kata Imam Ahmad bin Hambal :
"Hendaknya seseorang tidak puasa satu atau dua hari di bulan Rajab".
Anshori beliau tidak menyukai berpuasa sebulan penuh dalam Rajab karena ada
keterangan dari sahabat Abdullah bin Abbas bahwa beliau tidak senang jika Rajab dipakai puasa sebulan penuh. Oleh
karenanya untuk menghindari hal tersebut, kata Imam Ahmad bin Hambal :
"Hendaknya seseorang tidak puasa satu atau dua hari di bulan Rajab".
Hal ini rupanya sejalan dengan pendapat Imam Asy Syafi'I, beliau
berkata :
berkata :
"Aku tidak suka jika seseorang berpuasa sebulan penuh seperti dia berpuasa Ramadhan. Alasannya
adalah jangan sampai perbuatannya tadi diikuti oleh masyarakat awam (yang
jahil) sehingga dikhawatirkan mereka akan menyangka bahwa hal itu hukumnya
wajib. Dan akan hilang kemakruhan mengkhususkan Rajab dengan puasa tersebut,
jika digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti berpuasa Rajab sebulan penuh
dan dilanjutkan dengan puasa Sya'ban. (maka yang demikian tidaklah makruh)".
adalah jangan sampai perbuatannya tadi diikuti oleh masyarakat awam (yang
jahil) sehingga dikhawatirkan mereka akan menyangka bahwa hal itu hukumnya
wajib. Dan akan hilang kemakruhan mengkhususkan Rajab dengan puasa tersebut,
jika digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti berpuasa Rajab sebulan penuh
dan dilanjutkan dengan puasa Sya'ban. (maka yang demikian tidaklah makruh)".
Hadist lain
yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab, antara lain, Imam
Ath-Thabarani meriwayatkan dari Sa'id bin Rasyid, Rasulullah SAW bersabda,
(yang artinya):
yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab, antara lain, Imam
Ath-Thabarani meriwayatkan dari Sa'id bin Rasyid, Rasulullah SAW bersabda,
(yang artinya):
"Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab, laksana ia puasa
setahun. Bila berpuasa tujuh hari, ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka
Jahannam. Bila berpuasa delapan hari, dibukakan untuknya delapan pintu surga.
Bila berpuasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya"
setahun. Bila berpuasa tujuh hari, ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka
Jahannam. Bila berpuasa delapan hari, dibukakan untuknya delapan pintu surga.
Bila berpuasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya"
Meski
begitu, menurut Imam Suyuthi dalam al-Haawi lil Fataawi, hampir semua hadist
tentang puasa Rajab tersebut berstatus Dha'if (kurang kuat). Akan tetapi hadits
dha'if sebagaimana disepakati Ulama ahli hadits, dapat digunakan untuk
memotivasi diri dalam fadhailul A'mal (mengerjakan amal-amal kebajikan), selagi
tidak terlalu berat ke-dha'ifan-nya atau tidak ada dalam sanadnya seorang rawi
yang suka berdusta atau dituduh suka berdusta.
begitu, menurut Imam Suyuthi dalam al-Haawi lil Fataawi, hampir semua hadist
tentang puasa Rajab tersebut berstatus Dha'if (kurang kuat). Akan tetapi hadits
dha'if sebagaimana disepakati Ulama ahli hadits, dapat digunakan untuk
memotivasi diri dalam fadhailul A'mal (mengerjakan amal-amal kebajikan), selagi
tidak terlalu berat ke-dha'ifan-nya atau tidak ada dalam sanadnya seorang rawi
yang suka berdusta atau dituduh suka berdusta.
bulan Rajab sebagaimana telah beliau ajarkan. Dari sahabat Anas bin Malik dia
berkata, Rasulullah Saw jika telah memasuki bulan Rajab beliau banyak berdoa:
Allahumma baarik lana fii Rajab wa Sya'ban wa ballighna Ramadhan (yang artinya : Ya Allah berikanlah
keberkahan buat kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan kami pada bulan
Ramadhan).