Luruskan Shaf Sholat Kita Mulai Sekarang !

  Shalat merupakan tiang agama dan kunci kebaikan amal manusia. Shalat   juga  merupakan   obat   yang   bisa  menyembuhkan  penyakit-penyakit  hati,  kejelakan jiwa dan penyakit ruhani lainnya.  
Shalat juga merupakan sesuatu yang dapat menghilangkan pekatnya dosa-dosa   dan  kemaksiatan.  Berkaitan  dengan gambaran itu Rasulullah SAW  bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

أَرَأَيْتُمْ  لَوْ  أَنَّ  نَهْرًا  بِبَابِ  أَحَدِكُمْ  يَغْتَسِلُ  مِنْهُ  كُلَّ  يَوْمٍ  خَمْسَ  مَرَّاتٍ  هَلْ  يَبْقَى  مِنْ  دَرَنِهِ  شَىْءٌ. قَالُوا  لاَ يَبْقَى  مِنْ  دَرَنِهِ شَىْءٌ .قَالَ  فَذَلِكَ  مَثَلُ  الصَّلَوَاتِ  الْخَمْسِ  يَمْحُو  اللَّهُ  بِهِنَّ  الْخَطَايَا.  رواه  مسلم
Artinya: “Apa pendapat kalian, seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang dari kalian, dia mandi di sungai itu lima kali sehari; Apakah ada kotoran/daki yang tersisa?” Mereka menjawab, “Tidak akan ada kotoran yang tersisa sedikitpun.” Nabi berkata, “Demikianlah permisalan shalat lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dengan sebab shalat.”(HR.Muslim).

Panggilan shalat yang bergema di segenap penjuru,  adzan yang menembus telinga untuk membangunkan jasad yang bercahaya dengan keimanan dan hati yang khusyu’. Dengan khusu’ seseorang yang shalat dapat menyatukan antara keberhasilan lahiriyah dan kebersihan batiniyah.  Dengan kekhusyu’an, akan diampuni dosa-dosa dan dihapus kesalahan-kesalahan, dan ditulislah shalat di timbangan kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam shahih Imam Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu, khusyu’ dan ruku’nya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar, dan ini untuk sepanjang masa.” (HR. Muslim).

       Shalat juga apabila dihiasi dengan khusyu’ dan kebersihan jiwa dalam perkataan, dan gerakkannya dihiasi dengan kerendahan, ketulusan, pengagungan, kecintaan dan ketenangan, sungguh ia akan bisa penahan perilaku diri dari kekejian dan kemungkaran. Hatinya bersinar, keimanannya meningkat, kecintaannya semakin kuat, untuk melaksanakan kebaikan, dan keinginannya untuk berbuat kejelakan akan sirna. Dengan khusyu’ dan kebersihan jiwa, bertambahlah munajat seseorang kepada Rabbnya, demikian pula kedekatan Rabbnya kepadanya. Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’I meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


لَا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عَنْهُ

“Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan berhenti menghadap hambaNya di dalam shalatnya, selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun berpaling darinya.”


    Sesungguhnya shalat adalah kobaran api pertempuran bersama setan, pertempuran was-was dan bisikan-bisikannya, karena kita berdiri pada tempat yang agung, paling dekatnya kedudukan (dengan Allah) dan paling dibenci setan. Kemudian setan menghiasi di depan pandangan kita dengan kesenangan, menawarkan keindahan dan godaan. Syetan juga mengingatkan yang kita lupakan, sehingga dia merasa senang ketika shalat kita rusak, sebagaimana baju yang usang, rusak, tidak mendapatkan pahala dan tidak pula mendapatkan keutamaaan. Dan semua itu dapat diatasi dengan shalat berjamaah, merapatkan shaf dengan kekhusyu’an dan kebersihan jiwa dapat meningkatkan daya tangkal godaan setan.

      Hal itulah yang menjadi alasan mengapa Shalat berjamaah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya, “Shalat berjamaah lebih afdhal dari shalat sendirian dua puluh tujuh derajat”. Ketika shalat berjamaah, meluruskan dan merapatkan shaf (barisan) sangat diperintahkan, sebagaimana di dalam sabda Nabi Saw. Artinya, “Luruskan shafmu, karena sesungguhnya meluruskan shaf itu merupakan bagian dari kesempurnaan shalat”. (Muttafaq ‘Alaih). Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda:
“Rapatkan  barisan  kamu,  karena  demi  Allah,  sesungguhnya  aku  melihat   syaitan  masuk  ke  sela-sela  barisan  shalat” (HR. Imam Abu Dawud Aw kamaqal)

       Dijelaskan di dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhariy dan Al-Imam Muslim dari shahabat Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

لَتُسَوُّنَّ سُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
“Benar-benar kalian luruskan shaf-shaf kalian atau (kalau tidak), maka sungguh Allah akan memalingkan antar wajah-wajah kalian (menjadikan wajah-wajah kalian berselisih).” (HR. Imam Bukhari)


       Para ulama berbeda pendapat tentang makna “berpalingnya atau berselisihnya wajah”. Sebagian ulama berpendapat, bahwasanya maknanya adalah sungguh Allah Swt. akan memalingkan antar wajah-wajah mereka dengan memalingkan sesuatu yang dapat dirasakan panca indera, yaitu dengan memutar leher, sehingga wajahnya berada dibelakangnya, dan Allah Swt. Maha Mampu atas segala sesuatu. Adapun ulama yang lain berpendapat, bahwa yang dimaksudkan perselisihan di sini adalah perselisihan maknawiyyah, yakni berselisihnya hati, karena hati itu mempunyai arah, maka apabila hati itu bersepakat terhadap satu arah, satu pandangan, satu aqidah dan satu manhaj, maka akan didapatkan kebaikan yang banyak. Akan tetapi sebaliknya apabila hati berselisih maka ummat pun akan berpecah belah.


       Apakah fenomena jama`ah, masyarakat, dan bangsa kita saat ini merupakan gambaran dari tidak rapat dan tidak lurus shalat jama’ah kita? Dimana tidak sedikit orang dalam masyarakat kita saat ini yang “senyummu adalah racun bagiku”, di depan kita menebarkan senyum, namun di belakang kita menerkam, menusuk bahkan mencabik-cabik diri kita dengan tanpa belas kasih lagi.

       Dengan  demikian   secara   maknawiyah,   Shalat berjamaah   merupakan  cermin untuk mewujud kesatuan  umat  Islam.  Ketika melaksanakan  shalat,  visi  dan  misi  kita  satu,  yakni  penghambaan  total  kepada Allah Swt. dalam  menggapai  keridlaan-Nya . Ketaatan  kepada  pemimpin  pun  tercermin  dalam shalat  berjamaah.  Tidak  peduli  dari  golongan,  suku,  ras  atau pun organisasi  mana  sang  imam, komandonya  tetap  diikuti  para  makmum.   Perbedaan  firqoh,  ormas,  parpol,  atau   kepentingan duniawi,  lebur  dalam  kesamaan  visi  dan  misi  beribadah  kepada  Allah  Swt melalui  kerapatan   shaf  barisan  dalam   shalat jama’ah.

        Semoga  kita  diberikan   kekuatan   oleh   Allah  SWT.  untuk  mau  meneladani  Rasulullah  SAW seutuhnya  disetiap  amal  ibadah, disetiap  raka`at   shalat   kita,   makmum  senantiasa   meluruskan   shaf  dan   menutup   celahnya  (merapatkannya).  Dan makmum   baru  bergerak  apabila   selesai   aba-aba  Allahu Akbar   oleh   imam,  jangan  sekali-kali  mendahului  imam dan  tidak pula memperlambat  suatu   gerakan;   alangkah   indahnya   kalau   gerakan  juga  diselaraskan   dengan  gerakan   sesama  makmum   yang   disebelah,   kita   semua   pada   dasarnya   tahu   posisi   kita,   mungkin   kaki-kaki   kita   bergeser   disetiap  raka`at   sehingga   barisan/shaf   menjadi   tidak   lurus. jangan   ragu   untuk   segera   meluruskan,   merapatkan   sehingga   nilai  ibadah   ada   nilai   plus.

Musthofa Achmad Baradja, Lc

Mari Bertafakkur Sesaat.....


Perhitungan yang sangat mencengangkan...........???
Sangat mengagetkan dan hampir membuat kita menangis.......

Benar......... 
Umur ditangan Allah SWT.............., tapi anggaplah kita punya umur 60 th.

Jika waktu tidur kita 8 jam dalam sehari, maka dalam 60 tahun Anda menggunakan 20 tahun untuk sekedar tidur.........?!

Jika waktu kerja Anda dalam sehari 8 jam, maka terhitung umur Anda 20 tahun habis untuk bekerja............?!

Masa kecil Anda habis 15 tahun. Jika 30 menit dalam sehari Anda gunakan untuk duduk di meja makan, maka terhitung 3 tahun dari umur Anda habis untuk makan............?!

Maka jika semuanya dijumlahkan (tidur, kerja, masa kecil, makan) maka umur Anda habis 58 th. untuk semua itu dan tersisa 2 tahun lagi.......?!

Ya Allah......... Berapa banyak waktu yang kita gunakan beribadah............?

Apa yang akan kita katakan kepada Allah ketika umur kita dihitung dimana kita habiskan............. ? 

Sungguh perkataan yang 100% sangat benar..............

Mushaf Al-Qur'an tidak lebih 600 halaman atau tepatnya 604 halaman, benar......? jika tidak percaya silahkan cepat lihat sendiri kemudian kembali........sudah Anda lihat........? 

Ok, kita lanjutkan.........
Mushaf yang hitunglah 600 halaman jika dibagi 30 hari hasilnya berapa.........? Jangan repot-repot menghitung, hasilnya 600 : 30 = 20 halaman. 

Perhitungan yang sangat mudah. 
Yaitu 20 halaman setiap harinya.
Kita dalam sehari 5x Shalat............, jika 20 halaman dibagi 5x Shalat maka hasilnya 4 halaman.
Jadi jika Anda membaca Al-Qur'an 4 halaman setiap selesai Shalat, maka Anda telah membaca 20 halaman setiap harinya (1 Juz).

Jadi dalam sebulan Anda telah menamatkan Al-Quran...............
Tapi tunggu, pesan ini belum selesai, kita lanjutkan, tersisa sedikit lagi...........
Jika Anda mengirim pesan ini ke Saudara, keluarga, teman atau kerabat Anda, kemudian mereka mengamalkannya dan menamatkan Al-Qur'an setiap bulannya karena pesan Anda ini......? 

Apakah terbayangkan oleh Anda berapa pahala yang Anda dapatkan.............. ?



Ya Allah...........
Setiap dari mereka yang menamatkan Al-Qur'an maka Anda juga akan mendapat pahalanya.........
Mengapa kita tidak menjadikan ini sebagai ladang bisnis pahala kita tahun ini.............?
Mengapa kita tidak menjadi sebab semua orang menamatkan Al-Qur'an...............?

Ketahuilah.............., pengajak kepada kebaikan akan mendapatkan seperti orang yang mengerjakan ajakannya...

Tim Penyusun LPI AU-AUB

Sikap Seorang Mukmin Terhadap Fitnah Akhir Zaman


Kita hidup di zaman fitnah yang begitu dahsyat melanda kaum muslimin. Bagaikan gelombang yang silih berganti datang menerpa pantai, begitu juga fitnah akhir zaman yang telah disebutkan Rasulullah-shallallahu ‘aliahi wa sallam- .
Betapa tidak, fitnah syubuhat yang meluluh-lantahkan agama seorang muslim, dan fitnah syahawat yang menjerumuskannya ke dalam kubangan maksiat…begitu dahsyatnya menyambar-nyambar dan akan menjungkir balikkannya …seandainya Allah tidak menjaga dan memeliharanya.
Zubair bin Adi, dia berkata:”kami datang menemui Anas bin malik mengadukan penderitaan yang kami dapati dari perlakuan Alhajjaj, maka beliau berkata:
اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.رواه البخاري
Sabarlah, sesungguhnya tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang berikutnya lebih buruk dari yang sebelumnya hingga kalian bertemu dengan Rabb kalian, begitu yang kudengar dari Nabi Kalian-shallallahu ‘alaihi wa sallam.HR. Bukhari.
Makna fitnah
Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian, di dalam Alquran, kata finah mengandung beberapa maknya, antara lain:

1. Syirik, Allah berfirman:
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ
Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah(kesyirikan) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah. QS. Al-anfal: 39
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
Mereka bertanya padamu tentang bulan haram, apa hukum berperang padanya, katakan: berperang padanya adalah perkara besar, sementara menghalangi(manusia) dari jalan Allah dan kufur padanya dan menghalangi (manusia) dari masjidil haram dan mengusir penduduknya darinya lebih besar di sisi Allah, dan fitnah(kekafiran) itu lebih besar dari memerangi mereka.QS: Albaqarah: 217.

2. Bermakna: siksaan, Allah berfirman:
ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ
maka rasakanlah siksaan kalian, inilah yang dahulu kalian minta menyegerakannya. QS.az-Zariyat: 14.

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa kaum mukminin dan mukminat kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab neraka jahannam dan bagi mereka azab yang membakar. QS: al-buruj: 10.

3. Bermakna ujian, Allah berfirman:
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Dan kami akan menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai bentuk fitnah(ujian). QS: Al- Anbiya: 35.Allah juga berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ
Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah(ujian) QS: at Taghabun:15.

4. bermakna bencana dan hukuman, Allah berfirman:”
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus.QS.Al-Anfal:25.

5. Menghalangi manusia dari jalan Allah. Allah berfirman:
Hadis-hadis Nabi tentang munculnya fitnah akhir zaman
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْل.رواه البخاري
Sesungguhnya sebelum kedatangan hari kiamat akan ada hari-hari yang turun padanya kejahilan, dan ilmu diangkat, dan akan terjadi banyak alharaj yaitu pembunuhan.HR Bukhari.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” يتقارب الزمان ويقبض العلم وتظهر الفتن ويلقى الشح ويكثر الهرج، وقالوا: ومالهرج يا رسول الله ؟ قال: القتل ” .رواه البخاري
Dari Abu Hurairah-radhiallahu ‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:” zaman menjadi dekat, ilmu dicabut, dan muncul berbagai fitnah, kekikiran meraja rela dan banyak terjadi alharaj (pembunuhan), mereka bertanya:” apa itu Haraj ya Rasulullah:?beliau menjawab:”yaitu pembunuhan. HR. Bukhari.
Berkata Hudzaifah Ibnul Yaman: Suatu hari Umar bertanya:”
أَيُّكُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ قُلْتُ أَنَا كَمَا قَالَهُ قَالَ إِنَّكَ عَلَيْهِ أَوْ عَلَيْهَا لَجَرِيءٌ قُلْتُ فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ وَالنَّهْيُ قَالَ لَيْسَ هَذَا أُرِيدُ وَلَكِنْ الْفِتْنَةُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَا يَمُوجُ الْبَحْرُ قَالَ لَيْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا قَالَ أَيُكْسَرُ أَمْ يُفْتَحُ قَالَ يُكْسَرُ قَالَ إِذًا لَا يُغْلَقَ أَبَدًا قُلْنَا أَكَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ الْبَابَ قَالَ نَعَمْ كَمَا أَنَّ دُونَ الْغَدِ اللَّيْلَةَ إِنِّي حَدَّثْتُهُ بِحَدِيثٍ لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَ حُذَيْفَةَ فَأَمَرْنَا مَسْرُوقًا فَسَأَلَهُ فَقَالَ الْبَابُ عُمَر.رواه البخاري
adakah diantara kalian yang menghafalkan Hadis Rasulullah tentag fitnah? Hudzaifah berkata: Saya hafal seperti apa yang disebutkan Nabi, Umar menjawab: sungguh kamu berani menjawabnya, bagaimana Beliau bersabda tentang hal itu?Aku menjawab: fitnah seseorang pada keluarga, anak-anak dan tetangganya, akan dapat dihapus dengan sholat, shadaqah dan amar ma’ruf( nahi mungkar) Umar berkata: bukan hal ini yang ku ingginkan, tetapi yang kumaksudkan adalah fitnah yang datang bagaikan gelombang lautan. Berkata hudzaifah: tidak ada masalah bagimu dengan fitnah tersebut- wahai amirul mukminin-, antaramu dan fitnah itu ada pintu yang terkunci. Umar bertanya: apakah kelak pintu itu dirusak atau dibuka, Hudzaifah berkata: tidak, tetapi pintu itu akan dirusak. Umar bertanya:’ sekiranya pintu itu dirusak maka tiadak akan dapat ditutup kembali? Hudzaifah berkata: ya benar.Berkata salah seorang perawi: kami segan bertanya pada Hudzaifah siapa yang dimaksud dengan “pintu “tersebut, maka kami meminta agar Masruq bertanya padanya siapakah yang dimaksudkan dengan pintu itu, maka Masruq bertanya pada Hudzaifah dan ia menjawab bahwa pintu fitnah itu adalah Umar. Kembali Masruq bertanya:apakah Umar mengetahui bahwa dialah pintu fitnah tersebut?dia menjawab: ya, sebagaimana dia mengetahui bahwa sebelum esok akan datang malam terlebih dahulu, karena aku telah memberitakannya dengan hadis yang tidak ada padanya kekeliruan”. HR. Bukhari.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ رَبِّ الْكَعْبَةِ قَالَ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ جَالِسٌ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ وَالنَّاسُ مُجْتَمِعُونَ عَلَيْهِ فَأَتَيْتُهُمْ فَجَلَسْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَنَزَلْنَا مَنْزِلًا فَمِنَّا مَنْ يُصْلِحُ خِبَاءَهُ وَمِنَّا مَنْ يَنْتَضِلُ وَمِنَّا مَنْ هُوَ فِي جَشَرِهِ إِذْ نَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ جَامِعَةً فَاجْتَمَعْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلَاءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِي ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرفَدَنَوْتُ مِنْهُ فَقُلْتُ لَهُ أَنْشُدُكَ اللَّهَ آنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْوَى إِلَى أُذُنَيْهِ وَقَلْبِهِ بِيَدَيْهِ وَقَالَ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي فَقُلْتُ لَهُ هَذَا ابْنُ عَمِّكَ مُعَاوِيَةُ يَأْمُرُنَا أَنْ نَأْكُلَ أَمْوَالَنَا بَيْنَنَا بِالْبَاطِلِ وَنَقْتُلَ أَنْفُسَنَا وَاللَّهُ يَقُولُ{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا }قَالَ فَسَكَتَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ أَطِعْهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ وَاعْصِهِ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ .رواه مسلم
Dari Abdurrahman bin Abd Rabbil ka bah, dia berkata: aku masuk ke dalam sebuah masjid, tiba-tiba kudapati Abdullah bi Amr bin al-Ash sedang duduk di bawah naungan Ka’bah ditengah tengah kerumunan manusia yang mengintarinya, maka aku pergi mendatangi mereka dan aku duduk mendekatinya, maka dia berkata: Dahulu kami pernah bersama Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam suatu perjalanan, kamipun singgah di suatu tempat. Diantara kami ada yang memperbaiki tendanya dan ada juga yang berlatih memanah dan ada juga yang mengembalakan hewan tunggangannya, tiba-tiba dikumandangakan seruan oleh muazzin Rasulillah agar berkumpul untuk shalat, maka kami segera berkumpul bersama Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-selepas itu beliau bersabda: sesungguhnya tidak pernah ada Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya untuk memberitahukan umatnya atas segala kebaikan yang dia ketahui untuk mereka, dan memperingatkan mereka dengan segala keburukan yang dia ketahui untuk mereka, dan sesungguhya umat kalian ini dijadikan keselamatannya pada generasi awalnya dan akan datang menimpa generasi akhir uamt ini bencana dan perkara-perkara yang kalian ingkari.Akan datang fitnah yang saling melemahkan satu dengan yang lainnya..akan datang fitnah sehingga berkata seorang mukmin:” inilah fitnah yang membinasakanku, kemudian fitnah tersebut hilang…kemudian dia datang kembali sehingga berkata seorang mukmin: mungkin inilah..inilah (yang membinasakanku. Maka barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga…maka hendaklah dia mati tatkala ajal menjemputnya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hendaklah dia mendatangi (mempergauli)manusia dengan baik sebagaimana yang dia ingginkan agar manusia berbuat yang serupa padanya, maka barang siapa yang telah membaiat seorang pemimpin dan memberikan padanya uluran tangan dan buah hatinya, maka hendaklah dia mematuhinya semampunya, jika ada yang lain inggin merebut kekuasaan darinya maka hendaklah kalian memenggal leher (memerangi) orang yang memberontak tersebut.Kemudia aku mendekatinya dan bertanya: aku bersumpah demi Allah,benarkah anda mendengarnya langsung dari Rasulullah? Maka dia menunjuk ke telinga dan dadanya sembari berkata: kedua telingku ini benar-benar mendengarnya dan hatiku memahaminya. Kemudian aku berkata padanya: lihatlah ini anak pamanmu Muawiyah dia memerintahkan kami untuk memakan harta antara kami dengan batil dan saling membunuh diri kami, padahal Allah berfirman:”Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian memakan har-harta kalian diantara kalian dengan jalan yang bati kecuali dengan jual dengan keridhoan antara kalian dan janganlah kalian bunuh diri-diri kalian sesungguhnya Allah begitu sayangnya terhadap kalian. Maka Abdullah diam beberapa saat dan kemudian berkata: taatilah dia dalam ketaatan kepada Allah dan jangan patuhi dia dalam maksiat kepada Allah. HR. Muslim.

Sikap seorang muslim dalam menghadapai fitnah

Pertama: menimba ilmu 
Fitnah akhir zaman begitu dahsyatnya, maka seorang mukmin tidak akan mampu menghadapinya kecuali dengan kekuatan ilmu dan persiapan matang menghadapinya. Kisah pemuda yang selamat dari fitnah Dajjal tatkala inggin membinasakannya adalah contoh suri tauladan bagi kita bahwa ilmu tentang sunnah lah yang menyelamatkannya.
Ibnu Majah meriwayatkan dengan jalannya dari Abu Umamah Albahili, dia berkata:Suatu hari Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- berpidato kepada kami dan beliau banyak menceritakan perihal Dajjal dan mengingatkan kami darinya, dan diantara perkataanya:
إِنَّهُ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلَّا حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَأَنَا آخِرُ الْأَنْبِيَاءِ وَأَنْتُمْ آخِرُ الْأُمَمِ وَهُوَ خَارِجٌ فِيكُمْ لَا مَحَالَةَ وَإِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا بَيْنَ ظَهْرَانَيْكُمْ فَأَنَا حَجِيجٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ وَإِنْ يَخْرُجْ مِنْ بَعْدِي فَكُلُّ امْرِئٍ حَجِيجُ نَفْسِهِ وَاللَّهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ خَلَّةٍ بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَيَعِيثُ يَمِينًا وَيَعِيثُ شِمَالًا يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا فَإِنِّي سَأَصِفُهُ لَكُمْ صِفَةً لَمْ يَصِفْهَا إِيَّاهُ نَبِيٌّ قَبْلِي إِنَّهُ يَبْدَأُ فَيَقُولُ أَنَا نَبِيٌّ وَلَا نَبِيَّ بَعْدِي ثُمَّ يُثَنِّي فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ وَلَا تَرَوْنَ رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا وَإِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ أَوْ غَيْرِ كَاتِبٍ وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنَّ مَعَهُ جَنَّةً وَنَارًا فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ فَمَنْ ابْتُلِيَ بِنَارِهِ فَلْيَسْتَغِثْ بِاللَّهِ وَلْيَقْرَأْ فَوَاتِحَ الْكَهْفِ فَتَكُونَ عَلَيْهِ بَرْدًا وَسَلَامًا كَمَا كَانَتْ النَّارُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لِأَعْرَابِيٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِي صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولَانِ يَا بُنَيَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يُسَلَّطَ عَلَى نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَيَقْتُلَهَا وَيَنْشُرَهَا بِالْمِنْشَارِ حَتَّى يُلْقَى شِقَّتَيْنِ ثُمَّ يَقُولَ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا فَإِنِّي أَبْعَثُهُ الْآنَ ثُمَّ يَزْعُمُ أَنَّ لَهُ رَبًّا غَيْرِي فَيَبْعَثُهُ اللَّهُ وَيَقُولُ لَهُ الْخَبِيثُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ وَأَنْتَ عَدُوُّ اللَّهِ أَنْتَ الدَّجَّالُ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ بَعْدُ أَشَدَّ بَصِيرَةً بِكَ مِنِّي الْيَوْم.رواه ابن ماجه
Sesungguhnya tidak ada fitnah di bumi sejak Allah sebarkan keturunan Adam yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal, dan sesungguhnya Allah tidaklah mengutus seorang Nabipn kecuali memperingatkan ummatnya tentang Dajjal, dan aku adalah Nabi terakhir dan kalianlah umat terakhir, dan dia(Dajjal) akan keluar di masa kalian secara pasti, seandainya dia keluar diantara kalian sekarang maka aku aku akan menjadi pembela setiap muslim, tetapi jika dia keluar setelahku maka tiap muslim hendaklah membentengi dirinya masing-masing dan Allahlah penggantiku atas tiap muslim, dan sesungguhnya dia akan keluar dari sebuah tempat antara Syam dan Irak dan dia akan berjalan ke kiri dan kekanan, wahai hamba Allah hendaklah kalian tegar, sesungguhnya aku akan menceritakan pada kalian cirri-cirinya yang tidak pernah disebutkan oleh Nabi sebelumku. Dia akan mulai dengan mengklaim bahwa dirinya adalah Nabi-padahal tiada nabi setelahku-kemudian dakwaannya meningkat dengan mengatakan: akulah Tuhan kalian-padahal kalian tidak akan pernah melihat Tuhan kalian hingga kalian wafat- dan sesungguhnya ia(Dajjal) bermata picak-sementara Tuhan kalian tidak bermata picak dan sesungguhnya tertulis diantara kedua matanya “kafir” yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin baik yang dapat menulis ataupun tidak dapat menulis. Dan sesungguhnya diantara fitnahnya bahwa bersamanya ada surga dan neraka, sebenarnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka, maka barang siapa yang diuji untuk masuk ke nerakanya hendaklah beristighatsah memohon bantuan Allah dan membaca awal dari surat Al-Kahfi, maka api tersebut akan menjadi dingin dan penuh keselamatan sebagaimana yang terjadi pada Ibrahim. Dan diatara fitnahnya bahwa dia akan berkata pada seorang Arab badui: bagaimana jika kuhidupkan kembali ayah dan ibumu, apakah engkau yakin bahwa aku adalah tuhanmu? Dia menjawab; ya, maka dua syetan merubah wujudnya meniru bentuk kedua orang tuanya, ayah dan ibunya dan keduanya berkata padanya: wahai anakku ikutilah dia sesungguhnya dia adalah Rabmu. Dan diantara fitnahnya adalah dia diberikan kekuasaan untuk menaklukkan seseorang, maka dajjal membunuhnya dan memisahkan tubuhnya menjadi dua potongan kemudian berkata:”lihatlah pada hambaku ini sesungguhnya aku sekarang akan kembali membangkitkannya, sementara dia menganggap ada tuhan selainku, maka Allah membangkitkannya dan berkata Dajjal- yang keji- siapa tuhanmu dia menjawab : Rabku adalah Allah dan kamu adalah musuh Allah, engkaulah Dajjal, dan demi Allah aku semangkin jelas hari ini bahwa engkaulah dia. HR. Ibnu Majah.
Dalam Al-Mustadrak, imam Al-Hakim meriwayatkan:
فقال له الدجال : ما شأنك ؟ فقال العبد المؤمن : أنت الدجال الكذاب الذي أنذرناك رسول الله صلى الله عليه وسلم ، قال له الدجال : أنت تقول هذا ؟ قال : نعم ، قال له الدجال : لتطيعني فيما أمرتك وإلا شققتك شقتين ، فنادى العبد المؤمن فقال : أيها الناس ، هذا المسيح الكذاب فمن عصاه فهو في الجنة ، ومن أطاعه فهو في النار ، فقال له الدجال : والذي أحلف به لتطيعني أو لأشقنك شقتين ، فنادى العبد المؤمن فقال : أيها الناس هذا المسيح الكذاب فمن عصاه فهو في الجنة ، ومن أطاعه فهو في النار ، قال : فمد برجله فوضع حديدته على عجب (5) ذنبه (6) فشقه شقتين ، فلما فعل به ذلك ، قال الدجال لأوليائه : أرأيتم إن أحييت هذا لكم ألستم تعلمون أني ربكم ؟ قالوا : بلى » – قال عطية : فحدثني أبو سعيد الخدري أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال : – « فضرب إحدى شقيه (7) أو الصعيد عنده ، فاستوى قائما ، فلما رآه أولياؤه صدقوه وأيقنوا أنه ربهم وأجابوه واتبعوه ، قال الدجال للعبد المؤمن : ألا تؤمن بي ؟ قال له المؤمن : لأنا الآن أشد فيك بصيرة من قبل ، ثم نادى في الناس ألا إن هذا المسيح الكذاب فمن أطاعه فهو في النار ، ومن عصاه فهو في الجنة ، فقال الدجال : والذي أحلف به لتطيعني أو لأذبحنك أو لألقينك في النار ، فقال له المؤمن : والله لا أطيعك أبدا ، فأمر به فاضطجع » – قال : فقال لي أبو سعيد : إن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال : – « ثم جعل صفيحتين من نحاس بين تراقيه (8) ورقبته » – قال : وقال أبو سعيد : ما كنت أدري ما النحاس قبل يومئذ – « فذهب ليذبحه ، فلم يستطع ولم يسلط عليه بعد قتله إياه ».رواه الحاكم.
Maka Dajjal berkata padanya: ada apa denganmu?Hamba mukmin tersebut berkata: engkaulah Dajjal sang pendusta yang telah diberitakan Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada kami. Dajjal berkata padanya: apakah engkau mengatakan ini? Dia menjawab: ya, Dajjal berkata,-demi Dia yang aku bersumpah dengannya- hendaklah engkau patuhi aku, atau jika tidak aku akan membelahmu jadi dua potongan, maka hamba tersebut berkata: wahai manusia inilah almasih sang pendusta, barang siapa yang menentangnya maka dia di surga, adapun yang mematuhinya maka dia di neraka. Dajjal mengulurkan kakinya dan meletakkan pisaunya di bagian belakang bokong pemuda itu dan membelahnya menjadi dua potongan, setelah melakukan hal itu dia bertanya pada para pengikutnya: bagaimana pendapat kalian seandainya aku hidupkan kembali pemuda ini,apakah kalian meyakini aku adalah Tuhan kalian?mereka menjawab: ya.
BerkataAthiyyah: Abu Said alkhudri menceritakan bahwa Nabi bersabda: maka dia memukulkan satu bagian dari potongan tubuh pemuda tersebut, atau memukulkan tanah, seketika dia bangun. Melihat hal itu maka pata pengikutnya semangkin yakin dia adalah Tuhan mereka, maka mereka memenuhi seruannya dan mematuhinya


Kedua: memperbanyak doa
Doa adalah senjata yang manjur dalam menghadapi fitnah maupun ketika fitnah. Betapa butuhnya seorang hamba untuk senantiasa bermohon kepada Rabnya agar dijaga dari fitnah. Jangankan kita sebagai orang biasa, Rasulullah sendiri –yang senantiasa diperkuat dengan wahyu-tetap berdoa agar dijauhkan diri dari fitnah.
Berkata Anas bin Malik:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ.رواه الترمذي
Adalah Rasulullah-shallalhu ‘alaihi wa sallam –senantiasa berdoa:”Wahai Zat yang membolak-balikkan hati tetapkan hati kami di atas agamamu. Aku bertanya:wahai Rasulullah apakah anda khawatir dengan kami? Dia menjawab: ya, sesungguhnya hati-hati ini diantara jari-jemamari Allah dan dia berkuasa membolak-balikkannya sebagaimana yang dia kehendaki. HR. Tirmizi.
Doa agar diwafatkan sebelum kedatangan fitnah
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ.رواه الترمذي وأحمد
Ya Allah..sesungguhnya Aku bermohon padamu agar dapat melakukan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan keungkaran-kemungkaran, agar aku mencintai orang-orang miskim,dansenadianya Engkau inggin menurunkan pada hamba-hambamu Mu fitnah, maka cabutlah nyawaku dalam keadaan tidak terfitnah. HR. Tirmizi dan Ahmad.

Ketiga:membentengi diri dengan iman dan tauhid

Ketika Rasulullah menjelaskan tentang fitnah Dajjal, beliau menyebutkan:
مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَفَرَ يُهَجَّاهُ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ أُمِّيٍّ
Tertulis diantara dua matanya” ka-fa-ra (kafir) “ akan dapat dibaca oleh setiap orang beriman dari umatku .HR. Ahmad.
Jikalah iman begitu besar perannya dalam menghadapi fitnah Dajjal yang merupakan fitnah terbesar yang pernah Allah ciptakan, maka tentu segala fitnah lain yang masih di bawah fitnah Dajjal akan dapat diketahui seorang mukmin dengan iman yang menghujam dalam dadanya.
Dalam hadis Amr bin Ash yang telah disebutkan di atas:
وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِي ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ.رواه مسلم
“Akan datang fitnah sehingga berkata seorang mukmin:” inilah fitnah yang membinasakanku, kemudian fitnah tersebut hilang…kemudian dia datang kembali sehingga berkata seorang mukmin: mungkin inilah..inilah” (yang membinasakanku).HR.Muslim.
Jadi yang dapat menyelamatkan seseorang dari fitnah adalah imamnya yang benar..sebagaimana dalam hadis di atas, seorang mukmin senantiasa bersiap-siap menghadapi ftnah dan khawatir binasa karenanya. Tentunya iman yang dapat menjadi perisai serang mukmin adalah iman yang benar, akidah tauhid yang diajarkan Rasulullah.

Keempat: melaksanakan misi dakwah para Nabi
Sebagaimana dalam hadis Abdullah bin Amr bin Ash :
إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ.رواه مسلم
“Sesungguhnya tidak pernah ada Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya untuk memberitahukan umatnya atas segala kebaikan yang dia ketahui untuk mereka, dan memperingatkan mereka dengan segala keburukan yang dia ketahui untuk mereka,”HR. Muslim.
Hadis ini menujukkan bahwa para Nabi diperintahkan untuk menunjuki umatnya segala kebaikan untuk mereka lakukan dan mengajarkan mereka segala bentuk kejelekan untuk dihindari,dan diantara sejumlah keburukan yang disampaikan para Nabi adalah datangnya fitnah akhir zaman bagaikan gelombang lautan yang harus diketahui umat dan faham cara mengantisipasinya.
Adapun misi dakwah Rasulullah yang harus di teruskan oleh para dai adalah apa yang telah dijelaskan oleh Allah-subhanahu wa ta ala- sebelum diciptakannya Nabi Muhammad dan kedua orang tua beliau, dalam doa Nabi Ibrahim tatkala membangun Ka’bah dalam FirmanNya:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Wahai Rabb kami utuslah ditengah-tengah mereka seorang Rasul dari mereka yang membacakan atas mereka ayat-ayatmu dan mengajarkan mereka alkitab dan hikmah serta mensucikan mereka, sesungguhnya Engkau adalah Zat yang Maha perkasa dan Bijaksana.QS: Albaqarah:129.
Adalah Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Aku adalah doa Bapakku Ibrahim. Beliaulah yang dimaksudkan Allah dalam firmanNya:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan Dialah yang telah mengutus pada kaum ummiyyin(yang tidak dapat membaca) salah seorang Rasul dari mereka yang membacakan atas mereka ayat-ayatNya dan mensucikan mereka dan mengajarkan mereka alkitab dan hikmah walaupn sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. QS:Al-Jumu’ah: 2
Dari keterangan di atas maka misi Nabi Muhammad diutus adalah sebagai sosok guru yang mengajari dan mensucikan umat dari segala kesesatan. Maka ilmu yang benar dan amal sholeh adalah penyebab hidayah dan keistiqomahan bagi manusia.

Kelima: menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar
Fitnah dan segala bentuk kejelekan tidak akan dapat diatasi kecuali dengan menjalankan misi para Nabi menjalankan amar ma’ruf dan nahi mungkar melalui proses ta’lim yang melahirkan tazkiyah..kemudian mengamalkan ilmu yang benar dalam proses tarbiyah. Hanya dengan tazkiyah dan tarbiah inilah umat akan selamat dari berbagai gelombang fitnah.
Allah berfirman:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
“Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus”.QS.Al-Anfal:25.
Dalam sahih Bukahri:
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ حَدَّثَتْهُ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ بِنْتِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُنَّ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ.رواه البخاري
Urwah meriwayatkan dari Zainab binti Abi Salamah, bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan meriwaytkan dari Zainab binti Jahsy bahwa Rasulullah-shalllallahu ‘alaihi wa salam masuk kedalam rumahnya dalam keadaan ketakutan sambil berkata:Celakah bangsa Arab dengan kejelekan yang mendekat, telah terbuka dari benteng ya’juj dan ma’juj seperti ini-beliau mengisyratkan dengan jari ibu dan telunjuk yang dibulatkan- maka aku(Zainab) bertanya:”apakah kami akan dibinasakan sementara masih ada orang-orang yang sholeh? Beliau menjawab: ya jika kejahatan merajalela.HR.Bukhari.
Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul Iman meriwayatkan bahwa ada seseorang yang berkata dihadapan Abu Hurairah:”sesungguhnya seorang yang zalim hanyalah membahayakan dirinya”. Maka Abu Hurairah menjawab: Demi Allah sesungguhnya orang yang zalim akan membahayakan segalanya hingga burung yang terbang diangkasa”.
Allah berfirman:
فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ (116) وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (117)
“Seandainya tidak ada dari umat-umat yang sebelum kalian orang-orang yang memiliki keutamaan(para ulama) yang melarang (umat)dari perbuatan kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil saja yang kami selamatkan dari mereka, adapun orang-orang yang zalim maka mereka mengikuti segala kemewahan dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan sesungguhnya Rabmu tidak akan membinasakan suatu negeri selama penduduknya senantiasa memperbaiki.”QS. Huud: 116-117/.
Kata-kata” muslihun”yang maknanya adalah orang-orang yang memperbaiki, menunjukkan bahwa bumi ini hanya akan selamat selama adanya para dai yang memperbaiki masyarakat dengan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Imam muslim meriwayatkan dari jalur Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ اللَّهَ اللَّهَ.رواه مسلم والترمذي وأحمد
Tidak akan terjadi kimat hingga kelak tidak ada lagi yang mengatakan: (takutlah pada) Allah(takutlah pada)Allah.HR.Muslim, Tirmizi dan Ahmad.
Maksudnya kiamat tidak akan pernah terjadi hingga kelak di bumi tidak ada lagi orang-orang yang menasehati manusia dan menganjurkan mereka untuk bertakwa pada Allah. Allah berfirman:
Keenam: istiqomah di atas sunnah
Datang seseorang kepada Imam Malik bertanya bahwa dia ingin berihram dari rumahnya yang dekat dengan miqat, maka Imam Malik melarangnya. Dia bertanya: wahai Imam bukankah hanyalah beberap meter saja jaraknya dari Miqat? Imam Malik menjawab: Aku Khawatir kamu terkena fitnah. Dia bertanya fitnah apa wahai Imam? Imam Malik membacakan padanya firman Allah:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Hendaklah khawatir orang-orang yang menyelisihi perintahnya(Nabi) kelak mereka akan ditimpa fitnah ataupun azab yang pedih. QS: An-Nur: 63
Berkata Imam Az-Zuhri:
السنة سفينة نوح من ركبها نجا
“Sunnah itu bagaikan bahtera Nuh, barang siapa yang menaikinya dia akan selamat”
Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah tidak akan mengazab mereka selama engkau ada pada mereka, dan Allah tidak akan mengazab mereka sementara mereka senantiasa bersistigfar. QS: Al-Anfal:33
Maksud kata-kata “selama engkau ada pada mereka” yaitu selama sunnah beliau ada ditengah kaum muslimin dan diamalkan oleh umatnya. Maka selama sunnah ditegakkan dan ummat ini senantiasa beristighfar, niscaya akan terhindar daripada fitnah yang membinasakan.
Ketujuh: beramal sholeh
Diantara sikap yang dapat menyelamtkan seorang muslim dari fitnah adalah memperbanyak amal sholeh. Sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا.رواه مسلم
“Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang dipagi harinya beriman dan disorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.HR.Muslim.
عن أم سلمة رضي الله عنها قالت: استيقظ رسول الله ليلة فزعاً يقول:سبحان الله ماذا أنزل الله من الخزائن وماذا أنزل من الفتن ؟ من يوقظ صواحب الحجرات لكي يصلين فرب كاسية في الدنيا عارية في الآخرة “. رواه البخاري
Dari Ummu Salamah-radhiallahu ‘anha, dia berkata:”terjaga Rasulullah saw pada suatu malam dalam keadaan terkejut sembari berkata:”apa yang telah diturunkan Allah dari perbendaharaan dunia, dan apa pula dia yang telah turunkan berupa fitnah-fitnah? Siapa yang akan membangunkan para penghuni rumah(istri-istri Rasulullah) agar mereka sholat malam, berapa banyak orang yang berpakaian di dunia tetapi telanjang pada hari kiamat.HR.Bukhari.
Kedelapan: uzlah menjauhi diri dari fitnah
Dalam kondisi fitnah akhir zaman yang memakan korban dan menumpahkan darah , maka hendaklah seseorang menjauhi fitnah, sebabagaimana yang dilakukan oleh sebagian sahabat seperti ibnu Umar dan lain-lainnya.
Tatkala Dajjal keluar, Nabi-shallallahu alaihi wa sallam-mengajarkan umatnya agar beruzlah menjauh dari fitnah, beliau bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ.رواه أبو داود
Barang siapa mendengar kedatangan Dajjal maka hendaklah dia menjauh darinya, demi Allah sesungguhnya seseorang akan mendatanginya-sementara dia menganggap dirinya mukmin- akhirnya dia mengikutinya disebabkan berbagai syubuhat yang didatangkannya.HR. Abu Daud.
Dalam hadis lainnya Rasulullah bersabda:
سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي وَمَنْ يُشْرِفْ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِهِ.رواه البخاري
Akan terjadi berbagai fitnah, maka seorang yang duduk dalam perkara itu(tidak ikut) lebih baik dari orang yang berdiri, dan yang berdiri lebih baik dari yang berjalan menyongsongnya, dan yang berjalan masih lebih baik dari yang berlari padanya, barang siapa yang larut padanya akan terjebak, maka barang siapa yang dapat menghindar melarikan diri darinya hendaklah dia lakukan.HR.Bukhari.
Dalam riwayat muslim dengan tambahan:
أَلَا فَإِذَا نَزَلَتْ أَوْ وَقَعَتْ فَمَنْ كَانَ لَهُ إِبِلٌ فَلْيَلْحَقْ بِإِبِلِهِ وَمَنْ كَانَتْ لَهُ غَنَمٌ فَلْيَلْحَقْ بِغَنَمِهِ وَمَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَلْحَقْ بِأَرْضِهِ قَالَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ إِبِلٌ وَلَا غَنَمٌ وَلَا أَرْضٌ قَالَ يَعْمِدُ إِلَى سَيْفِهِ فَيَدُقُّ عَلَى حَدِّهِ بِحَجَرٍ ثُمَّ لِيَنْجُ إِنْ اسْتَطَاعَ.رواه مسلم
Ketahuilah jika fitnah telah datang maka yang memiliki unta hendaklah membawa untanya menjauh, dan barang siapa yang memiliki kambing-kambing hendaklah menjauh dengan kambing-kambingnya, yang memiliki tanah hendakah mendatanginya. Maka bertanya seorang laki-laki: Wahai Rasulullah, bagaimana sekiranya dia tidak memiliki,kambing ataupun tanah? Rasulullah menjawab: hendaklah dia mendatangi pedangnya dan memukulkan matanya kebatu hingga tumpul kemudian berusaha menyelamatkan diri. HR. Muslim.
Bersabda Rasulullah-shalllahu ‘alaihi wa sallam-:
إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِي بِنَفْسِكَ(زاد ابن ماجة: فعليك خويصة نفسك) وَدَعْ عَنْكَ الْعَوَامَّ فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ.رواه أبو داود
Jika engkau melihat kekikiran yang diperturutkan dan hawa nafsu yang dijadikan panduan dan dunia yang didahulukan dan tatkala tiap orang bangga dengan pendapatnya, maka hendaklah engkau dengan dirimu (Ibnu Majah menambahkan: hendaklah engkau dengan orang-orang khususmu) dan tinggalkan manusia, sesungguhnya dibelakang kalian akan datang hari-hari sabar, dan kesabaran padanya seperti memegang bara api, bagi orang yang beramal diwaktu itu seperti ganjaran lima puluh orang yang beramal seperti amalannya. HR.Abu Daud.dalam tambahan lainnya Abu Daud meriwayatkan:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُم
Wahai Rasulullah sama dengan ganjaran lima puluh orang dari mereka? Beliau bersabada: seperti ganjaran lima puluh orang dari kalian.

Kesembilan: menjauh dari da’i su’u
Da’i su’u adalah para penjaja kesesatan, yang menggiring manusia kepada neraka dengan kendaraan hawa nafsu dan syahawat. Bagaikan para penjaja barang dagangan, mereka tidak pernah jemu menawarkan bid’ah dan khurafat yang dikemas dengan berbagai bungkusan-bungkusan menarik yang menipu.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ فِتَنٌ عَلَى أَبْوَابِهَا دُعَاةٌ إِلَى النَّارِ فَأَنْ تَمُوتَ وَأَنْتَ عَاضٌّ عَلَى جِذْلِ شَجَرَةٍ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تَتْبَعَ أَحَدًا مِنْهُم.رواه ابن ماجه.
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman dia berkata: bersabda Rasulullah:akan muncul fitnah dan di atas pintu-pintunya ada para penyeru yang mengajak manusia ke neraka, jika engkau mati dalam keadaan menggigit batang pohon , akan lebih baik bagimu daripada mengikuti salah seorang dari mereka.HR. Ibnu Majah
Kesepuluh: kembali pada ulama
Ulama adalah lentera-lentera tatkala manusia dalam kegelapan kejahilan dan syubuhat. Barang siapa yang mengambil pelita ini niscaya akan dapat menerangi dirinya dalam menempuh perjalanan menuju negeri akhirat. Sebaliknya yang menjauh dari mereka bagikan si buta yang berjalan terseok-seok dalam kegelapan malam tanpa pemandu, di jalan yang terjal dan berbatu, di kiri dan kanan ada jurang yang dalam siap menunggu, sementara jalan penuh dengan para penyamun dan binatang buas yang siap menerkam dan merobek-robek dirinya.
Dari Bisyr bin Amru, dia berkata:
شيَّعنا ابن مسعود حين خرج، فنزل في طريق القادسية فدخل بستاناً فقضى حاجته ثم تؤضأ ومسح على جوربيه ثم خرج وإن لحيته ليقطر منها الماء فقلنا له: اعهد إلينا فإن الناس قد وقعوا في الفتن ولا ندري هل نلقاك أم لا، قال: اتقوا الله وأصبروا حتى يستريح بر أو يستراح من فاجر وعليكم بالجماعة فإن الله لا يجمع أمة محمد على ضلالة.
Kami mengikuti Ibnu Mas’ud tatkala dia keluar menuju Qadisiyah,lantas dia masuk ke kebun menunaikan hajatnya, dia berwhudu dan mengusap di atas kaos kakinya, kemudian dia keluar sementara tetesan air wudhu membasahi janggutnya. Kami berkata: berikanlah pada kami wasiat, sebab manusia telah terjebak dalam fitnah dan kami tidak tau apakah bisa bertemu kembali denganmu atau tidak. Beliau berkata: bertakwalah pada Allah dan bersabarlah hingga orang-orang yang baik akan beristirahat(wafat) dari orang jahat atau manusia di istirahatkan dari mereka (dengan mematikan orang yang fasiq), dan hendaklah kalian mengkuti jama’ah sebab Allah tidak akan mengumpulkan ummat Muhammad di atas kesesatan.

Ibnu Alqayyim menyebutkan:
وكنا إذا إشتد بنا الخوف وساءت منا الظنون وضاقت بنا الأرض أتيناه فما هو إلا أن نراه ونسمع كلامه فيذهب ذلك كله عنا “.
Jika kami dalam kondisi takut yang sangat mencemaskan, dengan berbagai prasangka buruk dan dunia menjadi sempit, kami segera mendatangi beliau(IbnuTaimiyah) baru saja melihatnya dan mendengarkan perkataannya, seketika hilanglah segala beban dan derita yang kami rasakan.

Kesebelas: tenang dan tidak tergesa-gesa dalam menghadapi fitnah
Fitnah yang datang terkadang bagaikan gelombang Tsunami yang menggulung, memporak-porandakan manusia, membuat mereka lari terbirit-birit dalam kebingungan dan kalang kabut, tidak tau apa yang harus di lakukan. Terkadang disebabkan kekalutan mereka tewas terinjak-injak, ketabrak kendaraan…dst. Niat hati inggin selmat, ternyata malah menjemput ajalnya disebabkan kalap. Bagaikan orang yang terhanyutkan oleh arus akan berupaya menarik segala yang dapat dijadikan pegangan walaupun rerumputan ataupun sampah.
Orang yang bijak akan senantiasa berfikir jenih dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tatkala fitnah melanda. Pernah suatu ketika Rasulullah-shallalahu ‘alaihi wa salam- memberikan pujian kepada sahabat Al-Asyaj bin Alqais:
” إن فيك خصلتين يحبهما الله، الحلم والأناة “.
Ada dua perkara yangdicintai Allah terdapat dalam, yaitu sifat lembut dan tenang.

Keduabelas: yakin dengan pertolongan Allah
Segala ujian datangya daripada Allah-ta ‘ala-untuk menguji iman dan ketangguhan hati kita. Dengan ujian derajat keimanan akan naik,ketundukan pada Allah semangkin kuat, dan harap akan pertolonganNya semangkin menentramkan hati. Seorang mukmin sejati yakin Allah pasti akan menolongnya, dan Allah tidak akan pernah mengingkari janji. Allah berfirman:
حَتَّى إِذَا اْسَتيئسَ الرسل وظنوا أنهم قد كذبوا جاءهم نصرنا فنجى من نشاء
Tatkala para Rasul merasa berputus asa dan mereka menganggap mereka di dustakan , maka datanglah pertolongan kami maka akan kami selamatkan siapa-siapa yang kami kehendaki.
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa tatkala Khabbab mendatangi Nabi yang sedang bersandar di bawah naungan ka’bah, mengadukan perihal penderitaan yang mereka alami dari kaum musyrikin, maka Khabbab berkata:” wahai Rasulullah mengapa anda tidak segera mendoakan kemenangan untuk kami? Maka Rasulullah duduk dan wajahnya memerah, sembari berkata:
لقد كان من قبلكم ليمشط بأمشاط الحديد ما دون عظمه من لحم أو عصب ما يصرفه ذلك عن دينه ويوضع المنشار على مفرق رأسه فيشق باثنين ما يصرفه ذلك عن دينه، وليتمن الله هذا الأمر حتى يسير الراكب من صنعاء إلى حضرموت ما يخاف إلا الله والذئب على غنمه
Sungguh orang sebelum kalian ada yang digaruk dengan sisir yang terbuat dari besi yang memisahkan dia dari kulit dan tulangnya, namun hal demikian tidak memalingkannya dari agama, ada juga yang digergaji dari atas kepala hingga terbelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak juga dapat merubah keyakinan mereka, pasti Allah akan sempurnakan agamanya ini hingga kelak para kafilah berjalan dari Shon’a ke Hadramaut tidak takut pada apapun kecuali pada Allah dan tidak perlu takut srigala yang akan memangsa kambing-kambingnya. Tetapi kalian terlalu tergesa-gesa.HR. Bukhari.

Ketigabelas: berfikir jauh ke depan
Segala tindak-tanduk, sikap dan kebijakan harus benar-benar dipikirkan dipertimbangkan agar tidak berdampak memunculkan fitnah yang lebih besar lagi. Terkadang sesorang diharuskan untuk menyimpan informasi sekalipun benar, khawatir dengan memunculkannya muncul kerusakan yang parah.
Dalam konsep Islam kemungkaran tidak boleh di ingkari jika memunculkan dampak mungkar yang lebih besar. Itulah yang ditempuh oleh para ulama dan para sahabat Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berkata Abu Hurairah-radhiallahu ‘anhu:
حفظت من رسول الله صلى الله عليه وسلم وعائين ، أما أحدهما: فبثثته ، وأما الآخر: فلو بثثته لقطع هذا الحلقوم ”
Aku menghafalakan dari Rasulullah-shallallahu-‘alaihi wa sallam- dua kantong ilmu, adapun satu kantong kusebarkan(kepada manusia) adapun kantong lainnya, seandainya aku sebarkan niscaya akan terpotonglah urat leher ini”.
Berkata ulama: Abu Hurairah sengaja menyimpan sebagian hadis agar tidak muncul fitnah(karena salah memahaminya) apalagi setelah bersatunya kaum muslimin di bawah pimpinan khaifah Muawiyah-radhiallahu anhu-.
Contoh lain, adalah pengingkaran Alhasan Bashri terhadap sahabat Nabi Anas bin Malik yang menjawab pertanyaan Hajjaj bin Yusuf Ats-saqafi tentang hukuman yan paling berat pernah Nabi terapkan kepada kaum Uranah yang merampok dan membunuh para pengembala unta zakat setelah mereka diselamatkan Nabi dan diberi jamuan di Madinah dan diobati hingga sembuh.
Dalam Kasus ini Nabi menerapkan hukum potong tangan dan kaki secara bersilang pada mereka,setelah itu mata mereka dicongkel dan ditinggalkan di padang pasir kelaparan hingga mati.
Adapun larangan Alhasan Bashri dikhawatirkan kelak Hajjaj menggunakan hadis tersebut untuk menambah kezalimannya terhadap rakyat dengan menerapkan hukuman serupa.

Keempat belas: bermodal sabar
Sabar adalah modal yang wajib ada dimiliki setiap muslim ketika berhadapan dengan segala fitnah.berkata An-Nu’man bin Basyir:”
“إنه لم يبق من الدنيا إلا بلاء وفتن فأعدوا للبلاء صبراً ”
Sesungguhnya tidaklah bersisa di dunia ini kecuali bencana dan fitnah-fitnah, maka siapkanlah untuk menghadapinya dengan bermodalkan sabar”.
Bersabda Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa salam:”
“إن من ورائكم أيام الصبر، الصابر فيهن كالقابض على الجمر، للعامل فيها أجر خمسين، قالوا: يا رسول الله أجر خمسين منهم أو خمسين منّا ؟ قال: خمسين منكم ”
“Sesungguhnya dibelakang kalian akan datang hari-hari yang penuh dengan ujian kesabaran, orang yang dapat bersabar dimasa itu bagaikan seseorang yang memegang bara api, bagi orang yang beramal si saat itu mendapatkan ganjaran lima puluh kali, mereka bertanya: Wahai Rasulullah,apakah ganjaran limapuluh kali dari orang-orang sepeti mereka atau limapuluh kali ganjaran orang-orang seperti kami(para sahabat)? Nabi menjawab: limapuluh kali dari kalian.”

Kelima belas: tabayyun dalam menerima berita
Dalam zaman fitnah, akan berkembang segala bentuk isu maupun provokasi,maka wajib bagi setiap muslim untuk teliti menerima berita, dengan mengecek kebenarannya, melihat dari mana sumbernya,dan tidak tergesa-gesa menyebarkannya sekalipun benar adanya-jika dikhwatirkan akan menjadi fitnah.
Allah-ta’ala memerintahkan kita untuk mengecek berita jika datang dari orang yang tidak jelas, apalagi fasiq agar tidak muncul penyesalan dibelakang hari, dalam firmannya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.QS: alhujurat: 6

Penutup
Inilah kiat-kita yang wajib jadi pegangan orang-orang beriman dalam menghadapi fitnah, apaun bentuknya, semoga bermanfaat, wallahu ‘alam. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad-shallallahu ‘alaihi wa sallam.

                                                                                                       Musthofa Achmad Baradja, Lc