Segala puji bagi ALLAH yang Maha Rahmat seluruh alam, Shalawat
dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul mulia, Nabi kita Muhammad
Shollau Alaihi Wasallam, keluarga, dan Serta para sahabatnya. Amma Ba’du:
Diantara nikmat Allah Ta’ala yang diberikan atas
hamba-hamba-Nya, adalah perguliran musim-musim kebaikan yang datang silih
berganti, mengikuti gerak perputaran hari dan bulan. Supaya Allah Ta’ala
mencukupkan ganjaran atas amal-amal mereka, serta menambahkan limpahan
karunia-Nya.
Dan tidaklah musim Haji yang diberkahi itu berlalu,
melainkan datang sesudahnya bulan yang mulia, yakni bulan Muharam. Yang Mana In Sha ALLAH Besok Hari Senin dan Lusa Hari Selasa Tanggal 10 dan 11 Oktober 2016M Bertepatan Dengan Tanggal 9 & 10 Muharram. Imam Muslim
meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu,
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فضل
الصيام بعد شهر رمضان شهر الله الذي تدعونه المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة قيام
الليل . رواه مسلم في صحيحه
Puasa yang paling utama setelah puasa bulan ramadhan
adalah puasa pada bulan Allah yang kalian sebut bulan Muharram, dan
Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam
(HR.Muslim)
(HR.Muslim)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menamai bulan muharam dengan bulan Allah, ini
menunjukan akan kemuliaan dan keutamaannya. Sesungguhnya Allah Ta’ala
mengkhususkan sebagian makhluk-Nya terhadap sebagian yang lainnya, serta
mengutamakannya dari sebagian yang lainnya.
Imam Hasan
al-Bashri rahimahullahu Ta’ala berkata:
إن الله
افتتح السنة بشهر حرام واختتمها بشهر حرام، فليس شهر في السنة بعد شهر رمضان أعظم
عند الله من شده تحريمه
Sesungguhnya Allah Ta’ala membuka tahun dengan bulan
haram dan mengakhirinya dengan bulan haram, dan tidak ada bulan dalam setahun
yang lebih mulia disisi Allah melebihi bulan ramadhan, karena sangat haramnya
bulan tersebut.
KEUTAMAAN
HARI ASYURA DAN BERPUASA PADA HARI ITU
Banyak hadits-hadits shahih yang
bersumber dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengenai keutamaan hari
‘asyura serta anjuran berpuasa padanya, kami akan sebutkan beberapa contoh,
diantaranya sebagai berikut:
في
الصحيحين عن ابن عباس – رضي الله عنه – أنه سئل
عن يوم عاشوراء فقال: ما رأيت رسول الله – صلى الله
عليه وسلم – يوماً يتحرى فضله على الأيام إلا هذا اليوم – يعني يوم
عاشوراء – وهذا الشهر يعني رمضان .
Dalam Shahihain dari Ibnu Abas radiyallahu ‘anhuma,
bahwasanya beliau pernah ditanya tentang hari ‘asyura, maka beliau menjawab:
Aku tidak pernah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam begitu menjaga
keutamaan satu hari diatas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (maksudnya,
hari ‘asyura) dan bulan yang ini (maksudnya, bulan ramadhan).
Sebagaimana telah kami sebutkan
diatas, bahwa hari ‘asyura memiliki keutamaan yang agung serta kehormatan sejak
dahulu. Nabi Musa ‘alaihis sholatu was salaam berpuasa pada hari itu
dikarenakan keutamaannya. Bahkan Ahlul Kitabpun melakukan puasa pada hari itu,
demikian pula kaum Quraisy pada masa jahiliyah mereka berpuasa padanya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam tatkala berada di Makkah Beliau berpuasa pada hari ‘asyura, namun tidak
memerintahkan manusia. Ketika tiba di Madinah kemudian menyaksikan Ahlul kitab
berpuasa serta memuliakan hari tersebut, dan Beliau senang untuk mengikuti
mereka terhadap apa-apa yang tidak diperintahkan dengannya, maka Beliaupun
berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa. Setelah itu Beliau pertegas
perintah tersebut, serta memberi anjuran dan dorongan atasnya, hingga
anak-anakpun diajak ikut berpuasa. Diriwayatkan dalam shahihain, dari Ibnu Abas
radiyallahu ‘anhuma berkata:
قدم رسول
الله – صلى الله عليه وسلم – المدينة
فوجد اليهود صياماً يوم عاشوراء، فقال لهم رسول الله – صلى الله
عليه وسلم -: ( ما هذا اليوم الذي تصومونه ) قالوا: ( هذا يوم عظيم أنجى الله فيه
موسى وقومه، وأغرق فرعون وقومه، فصامه موسى شكراً لله فنحن نصومه )، فقال – صلى الله
عليه وسلم ( فنحن أحق وأولى بموسى منكم ) فصامه رسول الله – صلى الله
عليه وسلم – وأمر بصيامه .
Ketika
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, Beliau mendapati
orang-orang yahudi berpuasa pada hari ‘asyura. Maka Beliau bertanya kepada
mereka, Hari apa ini hingga kalian berpuasa? Mereka menjawab: Ini adalah hari yang mulia
dimana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan fir’aun
beserta bala tentaranya. Maka sebagai ungkapan rasa
syukur terhadap Allah, Nabi
Musa berpuasa pada hari ini, dan kamipun ikut berpuasa .
Beliau lalu bersabda: sungguh kami lebih berhak dan
lebih utama (untuk mengikuti Musa) dari pada kalian. Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam kemudian berpuasa dan memerintahkan untuk
berpuasa pada hari itu.
berpuasa pada hari itu.
Ikhwani dan Ikhwati Yang Berbahagia….
Pada akhir hayatnya Nabi Shollahu Alaihi
Wasallam Bertekad Untuk Tidak Berpuasa Pada Hari Asyura’ Saja , Tetapi
Menambahkannya Dengan Puasa Sehari Lagi, Agar Membedakan Puasanya Ahli Kitab
dan Kaum Muslimin. Dalam Shahih Muslim dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma,
Rasulullah SAW Bersabda:
Rasulullah SAW Bersabda:
حين صام رسول الله صلّى الله عليه وسلّم عاشوراء وأمر بصيامه، قالوا: يا رسول الله إنّه يوم تعظمه اليهود والنصارى. فقال صلّى الله عليه وسلّم : فإذا كان العام
المقبل إن شاء الله صمنا التّاسع أي مع العاشر مخالفةً لأهل الكتاب، قال:
فلم يأت العام المقبل حتّى توفي رسول الله صلّى الله عليه وسلّم.
Ketika
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa ‘asyura dan menganjurkan
para sahabatnya untuk berpuasa, mereka berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya
ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, Maka
beliau bersabda: Kalau begitu tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa (pula)
pada hari kesembilan (tasu’a). (yakni, bersamaan dengan puasa ‘asyura, untuk
menyelisihi Ahli kitab). Ibnu Abas berkata: belum sampai tahun berikutnya,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.
Imam
Ibnul Qoyyim rahimahullahu Ta’ala berkata dalam kitabnya, Zaadu
al-Ma’aad (II/76):
مراتب الصوم ثلاثة: أكملها
أن يصام قبله يوم وبعده يوم، ويلي ذلك أن يصام التاسع والعاشر، وعليه أكثر
الأحاديث، ويلي ذلك إفراد العاشر وحده بالصوم .والأحوط أن يصام التاسع والعاشر والحادي عشر حتى يدرك
صيام يوم عاشوراء
Tingkatan
puasa pada bulan muharam ada tiga: Tingkatan paling sempurna, yaitu berpuasa
pada hari ‘asyura ditambah
puasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya. Tingkatan setelahnya,adalah berpuasa pada hari kesembilan (taasu’a) dan kesepuluh (‘asyura), sebagai
mana yang diterangkan dalam banyak hadits. Kemudian tingkatan terakhir adalah
berpuasa pada hari kesepuluh (‘asyura) saja.
Namun
untuk lebih berhati-hati, lebih utama berpuasa pada hari kesembilan, kesepuluh
dan kesebelas, hingga bisa
mendapatkan (keutamaan) puasa hari ‘asyura tersebut..
Musthofa
Achmad Baradja, Lc
EmoticonEmoticon