Al-Ustadz Musthofa Achmad Baradja, Lc
اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً, وَاللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا،
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ،
وَبِفَضْلِهِ تَحْصُلُ الدَّرَجَاتُ، وَبِكَرَمِهِ تَبْدُلُ الْخَطِيْئَاتُ،
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ تَمَامِ الشَّهْرِ وَكَمَالِ الْفَضْلِ،
بِالْأَمْسِ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِسْتَقْبَلْنَا رَمَضَانَ بِشَوْقٍ،
وَالْيَوْمَ يَفْرَحُ الْمُؤمِنُوْنَ بِعِيْدِ الْفِطْرِ الْمُبَارَكِ، فَالْحَمْدُ
للهِ الَّذِي أَتَمَّ عَلَيْنَا نِعْمَةَ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله الْوَاحِدُ الْقَهًّارُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ،
صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلهِ الْمُهَاجِرِيْنَ وَالْأَنْصَار.
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ، وَ عَلىَ آلهِ وَ
أَصْحَابِهِ، وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ، وَالْتَزَمَ بِشَرِيْعَتِهِ، وَ بَذَلَ
جُهْدَهُ لِإِقَامَةِ الْخِلاَفَةِ عَلىَ مِنْهَاجِهِ، وَمَنْ جاَهَدَ فِيْ
سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهاَدِه ، قال تعالى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمنُوْا،
إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ .
اَمَّا بَعْدُ :
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid
dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan
besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu
bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT :
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْر
Kita hanya
bisa memanjatkan puji syukur kepada Allah atas nikmat yang tak terhingga ini.
Allah Yang Maha Memberi Nikmat telah memberikan kesempatan untuk merasakan
sejuknya beribadah puasa. Sungguh
suatu kebanggaan, kita bisa melaksanakan ibadah yang mulia ini. Janji yang
pasti diperoleh oleh orang yang berpuasa jika dia menjalankan puasa dengan
dasar iman kepada Allah dan mengharapkan ganjarannya telah disebutkan oleh
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)
Allahu akbar, Allahu akbar, la
ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhmad
Kaum muslimin yang berbahagia!
Sungguh sangat
Sayang sekali orang yang meninggalkan amalan yang mulia ini. Begitu sering kami
melihat orang yang mengaku muslim namun di siang hari bulan Ramadhan dia makan
terang-terangan atau dia mengganggu saudaranya dengan asap rokok. Sungguh
sangat merugi sekali orang yang meninggalkan ibadah ini, padahal amalan ini
adalah bagian dari rukun Islam yang dapat menegakkan bangunan Islam dan para
ulama sepakat tentang wajibnya melaksanakan rukun Islam yang satu ini.
Setelah
kita melalui bulan Ramadhan, tentu saja kita masih perlu untuk beramal sebagai
bekal kita nanti sebelum dijemput oleh malaikat maut.
Allahu
akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum muslimin rahimakumullah!
Bulan Ramadhan sungguh
sangat berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Orang yang dulu malas ke masjid atau
sering bolong mengerjakan shalat lima waktu, di bulan Ramadhan begitu terlihat
bersemangat melaksanakan amalan shalat ini. Itulah di antara tanda dibukanya
pintu surga dan ditutupnya pintu neraka ketika itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu
surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Muslim no. 1079)
Amalan shalat ini
hendaklah tidak ditinggalkan begitu saja. Kalau memang di bulan Ramadhan kita
rutin menjaga shalat lima waktu maka hendaklah amalan tersebut tetap dijaga di
luar Ramadhan, begitu pula dengan shalat jama’ah di masjid khusus untuk kaum
pria.
Shalat jama’ah di masjid juga memiliki keutamaan yang
sangat mulia dibanding shalat sendirian. Rasulullahshallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةُ الْجَمَاعَة أفْضَلُ
مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat jama’ah lebih
utama dari shalat sendirian sebanyak 27 derajat.” (HR. Bukhari no. 645 dan
Muslim no. 650)
Namun yang sangat
kami sayangkan, amalan shalat ini sering dilalaikan oleh sebagian kaum
muslimin. Bahkan mulai pada hari raya ‘ied (1 Syawal) saja, sebagian orang
sudah mulai meninggalkan shalat karena sibuk silaturahmi atau berekreasi.
Begitu juga seringkali kita lihat sebagian saudara kita karena kebiasaan bangun
kesiangan, dia meninggalkan shalat shubuh begitu saja.
Allahu
akbar Allahu akbar Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar
walillahil hamd…
Jama’ah Masjid Al-Ikhlas Yang dimuliakan
Allah!
Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran
hukum dan hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal
dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika
bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi
haram. Makan dan minum yang semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka
di bulan Ramadhan menjadi haram di Siang Harinya.
Tapi setelah semua cobaan yg
kita lewati pernahkah kita memperhatikan aspek social Ramadhan, semua orang
pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan lapar.
Lihatlah diri kita, bukankah
seringkali kita merasa paling besar, Paling jumawa seolah-olah semua manusia
kecil dan harus takluk dihadapan kita. Kita berlagak seolah kita adalah Tuhan
yang kuasa atas segala keadaan. Tidakkah kita sadar, bahwa kita sesungguhnya
tidak lain adalah makhluk yang sangat-sangat lemah, maka kepada siapa lagi kita
berharap selain kepada Allah swt yang telah menciptakan kita dan dengan kasih
saying Allahlah kita diberi kesempatan menikmati hidup di dunia milik Allah
ini.
Maka apa sesungguhnya yang menahan kaki kita tidak
mau melangkah ke masjid ?
Apakah yang menahan kepala kita sehingga tidak mau
menunduk ke tanah bersujud di hadapan Allah ?
Apakah yang menahan lidah kita sehingga kaku dan kelu
mengucapkan dzikir dan takbir ??
Apakah yang menahan hati kita sehingga sulit
merindukan Allah ?
Apakah yang menahan pikiran kita sehingga tidak
mendambakan surga ?
Apakah yang mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke
neraka ?
Apakah yang menahan diri kita sehingga mengabaikan
hak-hak Allah dan cenderung memperturutkan hawa nafsu padahal hawa nafsu itu mendorong
kepada kejelekan?
Apakah
kesombongan kita sudah demikian memuncak, sehingga sedemikan lantang kita
durhaka kepada Allah. Na’udzu billah min dzalik…
Allahu
akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar
walillahilhamd
Ma’asyiral muslimin
rahimahukumullah!
Berbahagialah kita karena hingga saat ini kita dimudahkan oleh
Allah untuk bersujud, rukuk, dihadapan Allah. Jangan Sampai karena perilaku
kita yang menentang Allah menjadikan Allah semakin murka kepada kita.
Janganlah karena kesombongan dan kebodohan kita
menjadi sebab terhalangnya kita dari jalan surga dan menghalangi kita mendekati
Allah swt. Maka Marilah Kita bersyukur kepada Allah atas segala karunia ini.
Karunia iman dan islam. Apalah artinya kesenangan sesaat di dunia tapi membawa
penyesalan berkepanjangan di akherat kelak.
Apakah selepas ramadhan semakin dekat dengan Islam ataukah justru
semakin jauh ?? Hanya diri kita sendiri yang nanti akan membuktikannya.
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Jika Kita Membicarkan Tentang Puasa,
Pasti Kita Membicarakan Juga Tentang Zakat. Zakat Infaq dan Shodaqoh Disebut
Oleh Para Ulama’ adalah Ibadah Maaliyah
Ijtima’iyah / Ibadah Yang Punya Dampak
Ekonomi dan Sosial. Dan Ibadah Ini
Memiliki Fungsi Strategis Di Kehidupan Manusia, Lebih Khususnya Di Suatu
Negara /Bangsa Yang Berjuang Untuk Bebas Dari Suatu Krisis/Musibah Yang
Dialami.
Tujuan Kita Hidup Di Dunia
Sebagai Seorang Muslim ada Dua, Yaitu Tujuan Untuk Jangka Pendek dan Tujuan
Untuk Jangka Panjang, Yang Biasa Disebut Dengan (Fiddunia Hasanah Wafil
Akhirati Hasanah).
Kalau Tujuan Kita Ingin
(Fiddunia Hasanah Waafil Akhirati
Hasanah) Maka Mari Kita Lihat Surat At-Taubah : 111 Itulah Alatnya. Yang Mana Bisa Disimpulkan Dari
Ayat Tsb Alat Kita Adalah Amwal dan Anfus. Yang Mana Arti Dari Amwal
Adalah Bentuk-Bentuk Materi Yang Kita Kuasai Seperti Harta Benda, Tanah, Kebun,
Pabrik, Toko,dsb.
Lalu Kemudian Yang Kedua Adalah Anfus
Adalah Kekayaan Yang Ada Dalam Kepribadian seperti Jabatan, Wewenang, Keahlian,
Konsep, Skill, Kemampuan, dsb.
ALLAH SWT Menyebutkan Ayat Di
Al-Qur’an Tentang Sholat Sebanyak 65 Kali Dalam Ayatnya, Menyebutkan Tentang
Puasa Sebanyak 13 Kali Dalam Ayatnya, Menyebutkan Tentang Haji Sebanyak 10 Kali
Dalam Ayatnya, dan Menyebutkan Tentang Zakat Sebanyak 32 Kali Dalam Ayatnya,
Kalau Dikaitkan Atau Digabung Ayat Zakat Dg Ayat Shodaqoh& Infaq Maka
Menjadi 115 Kali Dalam Ayatnya.
Ini Artinya Sifat Kesholehan
Sosial Tidak Kalah Pentingnya Dengan Kesholehanan Pribadi. Karena ALLAH Menyebutkan
Ayat Paling Banyak Di Firmannya Ialah Tentang Zakat,Shodaqoh & Infaq.
Kadang2
Orang Punya Sifat Sholeh Pribadi tapi Tidak Punya Sifat Sholeh Sosial. Apa Itu
Contohnya? Kesholehan Pribadi Adalah
Seperti Sifat Sholat seseorang Sudah Bagus, Bacaan Al-Fatihahnya Benar,
Sujudnya Benar, Khusyu’ dalam Sholatnya, Ibadahnya Kepada ALLAH Luar Biasa
Benar Akan Tetapi Ketika Diteliti Lagi Tetangga DiSebelah Rumahnya Tidak Bisa
Tidur Karena Merintih Kelaparan, Tidak Memiliki Makanan DiRumahnya dan Dia
Pura-Pura Tidak Tahu, Bahkan Bisa Jadi Orang Yang Hajinya Sampai 5-10 Kali
Terganjal Masuk Surga Gara-Gara Hal Ini,
Yaitu Karena Sebelah Rumahnya Ada Anak Yatim Piatu Yang Kelaparan, Dsb.
Ini Adalah Sifat Kurangnya Kepekaan Dari
Individu Masing-Masing.
Inilah Perlunya Mengangkat
Kesholehan Sosial Dibawah Kesholehan Pribadi. Karena DiSebutkan Dalam Hadits
Nabi Muhammad SAW Yang Diriwayatkan Oleh
Imam Muslim : Wallahu Fii Aaunil Abdi Maadama Abdu Fi Auni Akhi. (ALLAH
Akan Menolong Seorang Hamba Selama Dia Mau Menolong Saudaranya).
Kenapa
Kita diWajibkan Mengeluarkan Zakat, Karena Yang Pertama Tadi Yaitu Untuk
Membersihkan Harta Kita Sendiri. Dan Yang kedua Adalah Untuk Menyelamatkan
Orang2 Kaya Dari Penyakit Pelit dan Serakah. Iblis Datang Ke Setiap Orang Dg
Strategi Yang Berbeda2 dan Strategi yang Dibawa oleh Iblis Tidaklah sama,
Karena Iblis Ahli Strategi. Dengan Apa Iblis
Datang Menggoda Para Penguasa? Dengan Penyakit Dholim. Dengan Apa Iblis Datang Menggoda Para Ulama’? Dengan Penyakit
Hasud, Dengki, Iri hati,dsb. Dengan Apa Iblis
Datang Menggoda Para Pejabat? Dengan Kedholiman dan Kecurangan. Dengan
Apa Iblis Datang Menggoda Para Orang
Kaya? Iblis datang Ke Orang Kaya Dengan Membawa Strategi Kikir bin Pelit bin
Medit bin Koret.
Ada Orang Yang
Hobinya Mengumpulkan Harta, Yang Mana Disebutkan Di Dalam Firman ALLAH Di Surat
Al-Humazah Ayat 2 Yang Berbunyi : الَّذِي جمع مـالًا وعَدَّده
Jadi Orang Ini Hobinya Ngumpulin Ngitung, Ngumpulin Ngitung, Ngumpulin
Ngitung, Jadi Dia Tidak Bisa Memanfaatkan Kekayaanya, Jadi Dia termasuk Kategori Orang Yang Kaya
Harta tapi Miskin Hati. Dia Tidak Tahu Kekayaan Buat Apa, Hidupnya Cuma Jama’a
Maalan Waa Ad’dadah.
Marilah Kita Belajar Hidup Kaya,
Karena Hidup Kaya Tidak Mewajibkan Kita Harus Kaya, dan Janganlah Belajar Hidup
Miskin.
Jadi
Jangan Anggap Kita Sudah Zakat / Infaq / Sedekah Kemarin Maka Tidak Lagi
Diwajibkan Lagi, Tidak. Bahwasannya Kita Tetap Dianggap Mengeluarkan Seperti
Halnya Kalau Kita Sudah Sholat Kemarin, Apakah Tidak diWajibkan Lagi Hari Ini ?
وَإِذَا قُرِئَ القُرْآنُ
فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونْ، فَقَالَ اللهُ
تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ الله ِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . وَلَوْ
أَنَّ أَهْلُ الْقَرَى ءَامَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ
مِّنَ السَّمَآءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَنُوْا
يَكْسِبُوْنَ . بَارَكَ اللهُ فِي القُرْآَنِ العَظِيمْ وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ
مَنَ الآيَاتِ وذِكْرِ الحَكيمْ ، أَقُوْلُ قَوِلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
العَظِيمْ لِي وَلَكُمْ وَلِوالِدِيناَ وَلِجَمِيعِ المُسلِمِينْ،
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفوْرُ الرَّحِيمْ .
اَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَلاَهُ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ.
أَمَّا بَعْدُ: أَيــُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا
اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ،
فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأيــُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍِ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Kami panjatkan segala puji dan
syukur atas segala rahmat dan karunia yang telah Engkau limpahkan kepada kami,
nikmat sehat wal ‘afiat, nikmat ilmu pengetahuan dan nikmat iman serta Islam. Ya Allah, ya Tuhan kami. Jadikanlah kami
semua hamba-hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, dan janganlah Engkau
jadikan kami hamba-hamba yang ingkar dan kufur terhadap segala nikmat yang
telah Engkau berikan kepada kami.
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Ampunilah segala
dosa dan kesalahan kami, kesalahan dan dosa kedua orang tua kami, kesalahan dan
dosa saudara-saudara kami, kaum muslimin dan muslimat yang telah melalaikan
segala perintah-Mu dan melaksanakan segala larangan-Mu. Andaikan Engkau tidak
mengampuni dan memaafkan kami, kami takut pada adzab-Mu di akhirat nanti dan
pertentangan bathin dalam kehidupan dunia ini. Ya Allah. Janganlah Engkau
limpahkan adzab-Mu kepada kami, karena dosa dan kesalahan kami. Kami yakin ya
Allah, rahmat dan ampunan-Mu jauh lebih luas daripada adzab-Mu.Kami Tau Bahwa Ramadhanmu Akan PAsti Datang Setiap Tahunnya, Akan Tetapi Kami Tidak Pernah Tau Apakah Tahun Depan Kami Bisa Mendatangi Bulan Ramadhanmu Dengan Keadaan Seperti Tahun Ini.
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Terimalah segala
amal ibadah kami, terimalah ibadah puasa kami, terimalah shalat kami dan amal
ibadah kami yang lain. Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang selalu
bertaqwa, yang ridha dan ikhlas untuk melaksanakan segala aturan-Mu, yang ridha
dan ikhlas, Islam sebagai ajaran-Mu, yang ridha dan ikhlas, Al-Qur'an sebagai
imam dan petunjuk kami, yang ridha dan ikhlas, Nabi Muhammad Saw. sebagai
panutan kami.
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Berbagai macam ujian dan
musibah kini sedang menimpa masyarakat dan bangsa kami. Kami yakin musibah itu
bukan karena Engkau membenci kami, akan tetapi sebagai peringatan agar kami
semua lebih dekat dan lebih cinta kepada-Mu. Agar kami semuanya lebih memiliki sikap سمعنا وأطعنا akan
segala ketentuan-Mu. Agar kami semua kembali pada agama-Mu, yaitu agama Islam yang Engkau ridhai.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ * وَاشْكُرُوْهُ
عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَجَعَلَنَا اللهُ
وَإِيَّاكُمْ مِنَ العَـائِدِينَ وَالْفَئِزِيْنَ الأَمِنِيْنَ وَأدْخَلَنَا
وَإِيَّاكُمْ فيِ زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ . آمِين ياربّ العالمين.....
Musthofa Achmad Baradja, Lc