Kegiatan Pondok Ramadhan 1437H / 2016M

Ust. M. Lukman Memberikan Kuis Kepada Peserta Pondok Ramadhan.

Peserta Pondok Ramadhan (M.Uday Hasibuan) Memberikan Ceramah
di Hadapan Teman-Teman Yang Lain.

Peserta Pondok Ramadhan (Suhail Marzuq bin Sholeh) Memberikan Ceramah
di Hadapan Teman-Teman Yang Lain.

 Peserta Pondok Ramadhan (Muhammad Faisol Haneman) Memberikan Ceramah
di Hadapan Teman-Teman Yang Lain.

Peserta Pondok Ramadhan (Rayhan Firdaus) Memberikan Ceramah
di Hadapan Teman-Teman Yang Lain.

Peserta Pondok Ramadhan (As'ad Nur Muhammad) Memberikan Ceramah
di Hadapan Teman-Teman Yang Lain.

Nasehat Ustadz Yang Dibacakan Oleh Peserta Pondok Ramadhan
(Ali Zainal Abidin Alhabsy) 

Foto Kenangan Peserta Pondok Ramadhan 1437H-2016M
Bersama Ustadz Musthofa Achmad Baradja dan Ustadz M.Lukman.

Alhamdulillah Pondok Ramadhan Pada Tahun Ini di LPI AU-AUB Berjalan Dengan Sukses, Di Hadiri Oleh 17 Peserta Pondok Ramadhan. Semoga Di Tahun Yang Akan Datang Kegiatan Pondok Ramadhan Serupa Akan Tambah Banyak Di Hadiri Oleh Peserta Anak Didik Yang Lain Tanpa Ada Kendala/Halangan Tertentu, Aamiiin Yaa Rabbal Aalamiin...

Dan Tidak Lupa Kami Ucapkan Terima Kasih Banyak Kepada Para Wali Murid Yang Telah Menitipkan Ananda Kepada Kami, Semoga Ananda Kelak Menjadi Anak Yang Dewasa, Mandiri, Yang Memahami Agama Islam dan Makna Bulan Ramadhan Dengan Sepenuhnya, Sehingga Kelak Bisa Bermanfaat Bagi Agamanya, Keluarganya, Daerahnya, Serta Nusa dan Bangsa, Aamiiin Yaa Rabbal Aalamiin...

Wassalamualaikum Wr Wb 

Musthofa Achmad Baradja, Lc

Ayoo...Sukseskan Pondok Ramadhan Tahun Ini Di Bulan Yang Penuh Berkah.


Assalamualaikum Wr Wb

Bismillahirrahmanirrahim...
    Segala Puji dan Keagungan ALLAH SWT, Sholawat Serta Salam Semoga Selalu Tercurahkan Kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.
   Alhamdulillah,, Kami Selaku Pengurus LPI AL-USTADZ ACHMAD UMAR BARADJA Memohon Dukungan, Khususnya Setiap Orang Tua Wali Murid Untuk Mensukseskan Pondok Ramadhan dan Qiyamullail Tahun Ini Di Lembaga Kami Dengan Keikutsertaan Ananda, Yaitu,
Pada Hari: KAMIS-JUM'AT 4-5 RAMADHAN 1437H / 9-10 JUNI 2016M.
   Semoga ALLAH SWT Memberikan Selalu Rahmat, Taufik, dan Hidayahnya Kepada Kita Semua, Aamiin...

Wassalamualaikum Wr Wb
MUDIR LPI AL-USTADZ ACHMAD UMAR BARADJA 


                                                                                  Musthofa Achmad Baradja, Lc




Menyambut Kemenangan di Bulan Ramadhan


Menyambut Kemenangan di Bulan Ramadhan
Tiba saatnya kaum muslimim menyambut tamu agung bulan Ramadhan, tamu yang dinanti-nanti dan dirindukan kedatangannya. Sebentar lagi tamu itu akan bertemu dengan kita. Tamu yang membawa berkah yang berlimpah ruah. Tamu bulan Ramadhan adalah tamu agung, yang semestinya kita bergembira dengan kedatangannya dan merpersiapkan untuk menyambutnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قٌلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْـمَـتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa mereka yang kumpulkan (dari harta benda). (Yunus: 58)
Yang dimaksud dengan “karunia Allah” pada ayat di atas adalah Al-Qur’anul Karim (Lihat Tafsir As Sa’di).
Bulan Ramadhan dinamakan juga dengan Syahrul Qur’an (Bulan Al Qur’an). Karena Al-Qur’an diturunkan pada bulan tersebut dan pada setiap malamnya Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam untuk mengajari Al-Qur’an kepada beliau. Bulan Ramadhan dengan segala keberkahannya merupakan rahmat dari Allah. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dan lebih berharga dari segala perhiasan dunia.
‘Ulama Ahli Tafsir terkemuka Al-Imam As-Sa’di rahimahullah berkata dalam tafsirnya: “Bahwasannya Allah memerintahkan untuk bergembira atas karunia Allah dan rahmat-Nya karena itu akan melapangkan jiwa, menumbuhkan semangat, mewujudkan rasa syukur kepada Allah, dan akan mengokohkan jiwa, serta menguatkan keinginan dalam berilmu dan beriman, yang mendorang semakin bertambahnya karunia dan rahmat (dari Allah). Ini adalah kegembiraan yang terpuji. Berbeda halnya dengan gembira karena syahwat duniawi dan kelezatannya atau gembira diatas kebatilan, maka itu adalah kegimbiraan yang tercela. Sebagaimana Allah berfirman tentang Qarun,
لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
“Janganlah kamu terlalu bangga, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.” (Al Qashash: 76)
Karunia dan rahmat Allah berupa bulan Ramadhan juga patut untuk kita sampaikan dan kita sebarkan kepada saudara-saudara kita kaum muslimin. Agar mereka menyadarinya dan turut bergembira atas limpahan karunia dan rahmat dari Allah. Allah berfirman :
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat dari Rabb-Mu hendaklah kamu menyebut-nyebutnya.” Adh-Dhuha: 11
Dengan menyebut-nyebut nikmat Allah akan mendorong untuk mensyukurinya dan menumbuhkan kecintaan kepada Dzat yang melimpahkan nikmat atasnya. Karena hati itu selalu condong untuk mencintai siapa yang telah berbuat baik kepadanya.
Para pembaca yang mulia, ….
Maka sudah sepantasnya seorang muslim benar-benar menyiapkan diri untuk menyambut bulan yang penuh barakah itu, yaitu menyiapkan iman, niat ikhlash, dan hati yang bersih, di samping persiapan fisik.
Ramadhan adalan bulan suci yang penuh rahmat dan barakah. Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka pintu-pintu Al-Jannah (surga), menutup pintu-pintu neraka, dan membelenggu syaithan. Allah ‘Azza wa Jalla melipat gandakan amalan shalih yang tidak diketahui kecuali oleh Dia sendiri. Barangsiapa yang menyambutnya dengan sungguh-sungguh, bershaum degan penuh keimanan dan memperbanyak amalan shalih, serta menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang bisa merusak ibadah shaumnya, niscaya Allah ‘Azza wa Jalla akan mengampuni dosa-dosanya dan akan melipatkan gandakan pahalanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berabda:
“Barang siapa yang bershaum dengan penuh keimanan dan harapan (pahala dari Allah), niscaya Allah mengampuni dosa-dosa yang telah lampau.” (Muttafaqun ‘alahi)
Setiap amalan bani Adam akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, Allah I berfirman: “kecuali ibadah shaum, shaum itu ibadah untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya.” (HR. Muslim)
Masih banyak lagi keutamaan dan keberkahan bulan Ramadhan yang belum disebutkan dan tidak cukup untuk disebutkan di sini.
Namun yang terpenting bagi saudara-saudaraku seiman, adalah mensyukuri atas limpahan karunia Allah dan rahmat-Nya. Janganlah nikmat yang besar ini kita nodai dan kita kotori dengan berbagai penyimpangan dan kemaksiatan. Nikmat itu akan semakin bertambah bila kita pandai mensyukurinya dan nikmat itu akan semakin berkurang bahkan bisa sirna bila kita mengkufurinya.
Termasuk sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah, pada bulan yang penuh barakah ini kita ciptakan suasa yang penuh kondusif. Jangan kita nodai dengan perpecahan. Kewajiban kita seorang muslim mengembalikan segala urusan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kepada para ulama bukan berdasarkan pendapat pribadi atau golongan.
Permasalah yang sering terjadi adalah perbedaan dalam menentukan awal masuknya bulan Ramadhan. Wahai saudara-saudaraku, ingatlah sikap seorang muslim adalah mengembalikan kepada Kitabullah (Al-Qur’an) dan As Sunnah dengan bimbingan para ulama yang terpercaya.
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam telah menetukan pelaksanaan shaum Ramadhan berdasarkan ru`yatul hilal. Beliau bersabda :
Bershaumlah kalian berdasarkan ru`yatul hilal dan ber’idul fithrilah kalian berdasarkan ru`yatul hilal. Apabila (hilal) terhalangi atas kalian, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.” HR. Al-Bukhari dan Muslim
Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam juga menentukan pelaksanaan shaum Ramadhan secara kebersamaan. Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda:
“Shaum itu di hari kalian (umat Islam) bershaum, (waktu) berbuka/beriedul Fitri adalah pada saat kalian berbuka/beriedul Fitri, dan (waktu) berkurban/Iedul Adha di hari kalian berkurban.” (HR. At Tirmidzi dari shahabat Abu Hurairah)
Al-Imam At-Tirmidzi berkata: “Sebagian ahlul ilmi menafsirkan hadits Abu Hurairah di atas
dengan perkataan (mereka), ‘sesungguhnya shaum dan ber’Idul Fitri itu (dilaksanakan) bersama Al-Jama’ah (Pemerintah Muslimin) dan mayoritas umat Islam’.” (Tuhfatul Ahwadzi 2/37)
Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Seseorang (hendaknya) bershaum bersama pemerintah dan jama’ah (mayoritas) umat Islam, baik ketika cuaca cerah ataupun mendung.” Beliau juga berkata: “Tangan Allah bersama Al-Jama’ah.” (Majmu’ Fatawa 25/117)
Al-Imam Abul Hasan As-Sindi berkata: “Yang jelas, makna hadits ini adalah bahwasanya perkara-perkara semacam ini (menentukan pelaksanaan shaum Ramadhan, Iedul Fithri dan Iedul Adha –pen) keputusannya bukanlah di tangan individu, dan tidak ada hak bagi mereka untuk melakukannya sendiri-sendiri. Bahkan permasalahan semacam ini dikembalikan kepada pemerintah dan mayoritas umat Islam, dan dalam hal ini setiap individu pun wajib untuk mengikuti pemerintah dan mayoritas umat Islam. Maka dari itu, jika ada seseorang yang melihat hilal (bulan sabit) namun pemerintah menolak persaksiannya, sudah sepatutnya untuk tidak dianggap persaksian tersebut dan wajib baginya untuk mengikuti mayoritas umat Islam dalam permasalahan itu.” (Ash-Shahihah 2/443)
Menaati pemerintah merupakan prinsip yang harus dijaga oleh umat Islam. Terlebih pemerintah kita telah berupaya menempatkan utusan-utusan pada pos-pos ru’yatul hilal di d berbagai daerah di segenap nusantara ini. Rasulullah  bersabda :
“Barangsiapa menaatiku berarti telah menaati Allah, barangsiapa menentangku berarti telah menentang Allah, barangsiapa menaati pemimpin (umat)ku berarti telah menaatiku, dan barang siapa menentang pemimpin (umat)ku berarti telah menentangku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Hurairah)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: “Di dalam hadits ini terdapat keterangan tentang kewajiban menaati para pemerintah dalam perkara-perkara yang bukan kemaksiatan. Adapun hikmahnya adalah untuk menjaga persatuan dan kebersamaan (umat Islam), karena di dalam perpecahan terdapat kerusakan.” (Fathul Bari, 13/120).
Semoga Ramadhan Tahun Ini (1437H/2016M) Menjadi Momentum Kita Untuk Mengerjakan Amal Kebaikan Lebih Baik Dari Pada Tahun Lalu, Aamiiin Yaa Rabbal Aalamin...

Musthofa Achmad Baradja, Lc

Suasana Ujian Semester Genap 1437H - 2016M / 30 MEI 2016M - 1 JUNI 2016M




     Alhamdulillah..Menjelang Libur Ramadhan 1437H, Madrasah LPI AU-AUB Melaksanakan Ujian Semester Genap Th. Ajaran 1437H- 2016M.

     Semoga ALLAH SWT Memberikan Perlindungan Serta Keberkahan Selalu Kepada Putra-Putri Anak Didik Kita Dalam Mendalami Ilmu Agama Islam, Al-Qur'an, Hadits, Akhlak, Serta Bahasa Arab. Aaminn Yaa Rabbal Aaalamiin...

    Segenap Ustadz & Ustadzah Madrasah LPI AU-AUB Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1437H, Semoga ALLAH SWT Selalu Memberikan Kekuatan dan Kesehatan Dalam Menjalani Ibadah Puasa Tahun Ini.